Wajib dibaca klo punya yg kayak ginian hehe
http://www.femaledaily.com/showthread.php?t=2888&page=5
Kamis, 17 Oktober 2013
Operas Gigi bungsu
hehe ntah kenapa, bahasan bulan ini soal gigi teyus:)
Taken from http://gabriellavalencia.wordpress.com/2013/05/07/operasi-gigi-geraham-bungsu-odontektomi/
Taken from http://gabriellavalencia.wordpress.com/2013/05/07/operasi-gigi-geraham-bungsu-odontektomi/
Operasi Gigi Geraham Bungsu (Odontektomi)
Hai
Sesuai dgn judulnya kali ni gw bakal cerita mengenai salah satu pengalaman paling berkesan yg pnh gw alami.
Sebelumnya gw saranin baca salah satu artikel ini mengenai geraham bungsu.
Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?
Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.
Benarkah demikian?
Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.
gbr 1 ro-panoramic
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.
gbr 2
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:
1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.
*gbr 3 pericoronitis
*gbr 4 abses subkutan
2. Crowding gigi / gigi berjejal.
Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.
*gbr 5 gigi crowding
3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
(gambar 6).
4. Merusak gigi depannya.
Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan. (gambar 6)
*gbr 6 rontgen panoramic
5. Infeksi pada tulang sekitarnya.
6. Kista.
Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1). Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. (gambar 7a, 7b, 7c)
* gbr 7a,7b,7c Kista
7. Tumor / Karsinoma.
*gbr 8 tumor
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.
Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)
*gbr 9 rontgen pasien
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).
*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b
Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari
yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.
Saran dari drg Djoko Micni, SpBM, FICOI
okey kalian sdh membaca artikel yg sangat jelas kan. Kali ini gw mau cerita pengalaman gw.
Sekitar pertengahan 2011, spt biasa gw kontrol rutin ke dokter gigi. Saat itu disarankan utk rontgen panoramic gigi utk melihat kondisi gigi gw. Setelah hasilnya keluar, terkejutlah gw ternyata geraham bungsu gw tumbuhnya gak normal. Tepatnya di kiri bawah dan kanan atas. Posisinya miring menabrak geraham sebelahnya. Apalagi yg kiri bawah itu nabraknya bikin rusak sedikit geraham sebelahnya. Saat itu dokter gigi gw menyarankan utk operasi bedah mulut ke spesialis bedah mulut. Saat mendengar itu gw syok dan kaget, yg ada di pikiran gw mulut gw dibelek, haha lebay sih maklum org awam. Dan katanya biayanya mahal utk proses 1 gigi saja bisa 1-3 juta.
Setelah mendengar informasi itu gw langsung mencoba melupakan apa itu geraham bungsu. 2 tahun kemudia tepatnya 2013 ini pikiran geraham bungsu ini muncul lagi. Setelah gw kontrol ke dokter gigi lagi, masih aja dibahas ttg gigi ini. Yak dan gw pun memutuskan utk mencari info spesialis bedah mulut mana yg oke,jago,tidak sakit,dll. Sebenarnya keadaan gigi geraham bungsu gw dlm kondisi tidak sakit saat itu. Kata dokter gw sih lbh baik diambil skrg dprd nanti saat sakit. Oke dok saya siap!
Sejujurnya gw takut bgt, stlh googling byk bacaan yg menceritakan operasi itu sakit tepatnya stlh efek biusnya hilang akan terasa menyiksa. Tapi yg dlm pikiran gw apa ya rasanya jarum suntik itu menusuk gusi gw,lalu pisau bedah membuka gusi gw, lalu bor menari2 dlm mulut gw hingga gigi gw bs lepas. lalu proses jahit gusi. Membayangkan itu semua cukup buat gw stress. Bahkan stress ini bs mengalahkan load pekerjaan plg berat yg pnh gw alamin slm ini *lebay
Gw pun menemukan info ada dokter gigi spesialis bedah mulut yg oke, namanya Dr.drg. Ronny Corputty, SpBM. Yak gw emg nyari dokter cwok spy kuat pas ngambil gigi gw Beliau slh satu dosen di FKG UI. Beliau praktek di RS Mitra Keluarga Bekasi dimana rumah gw cukup dekat dari RS itu. Gw pun sdh confirm ke sepupu gw yg dokter umum pny kenalan dokter gigi di FKG UI dan mereka merekomendasikan drg Ronny ini. Just info, gw pny sepupu lulusan FKG UGM, klo di jogja sih jg ada drg bedah mulut yg rekomen jago tp gw lupa namanya hehe.
Sekitar awal april lalu gw mencari info praktek beliau. Dan ternyata beliau hny praktek seminggu sekali yaitu hari kamis jam 19.00-21.00. Oke gw pun daftar dan mendpt nmr urut 11. Sebelum ke dokternya gw rontgen panoramic lagi krn rontgen panoramic yg dulu dah expired. Rontgen panoramic ini hny berlaku slm 6 bln.
Akhirnya mendekati waktu eksekusi juga. Pacar gw yg hari itu khusus nemenin gw pun selalu berusaha menenangkan gw (thx kakak!). Komik Kobochan yg biasanya bs bikin gw ketawa2 kali ini gak mempan. Antrian dokternya rame bgt deh. gw baru masuk ke ruangan jam stgh 10an, nunggu dr jam 6. ngantuk bgt!!
Begitu masuk ke ruang dokter, kesan pertama gw adalah dokternya baikkkkkkkkkkkkk bgt! ramah dan tdk memberkan nasehat2 yg gak bikin stres nakut2in. Dan itu berhasil bikin gw rileks. Dokter pun memutuskan utk mengambil yg kiri bawah dulu krn posisinya bikin masalah ke geraham sblhnya. Gw dah duduk di kursi pasien, lalu gw tny dokternya
G: Dok, sakit gak sih operasinya? itu jarum suntiknya dok.
D: Ya begitu lah rasanya kayak jarum masuk ke gusi
G: *ya eya lah dok namanya jg disuntik* hmmmm lama gak dok operasinya?
D: gak, tadi barusan saya jg abs operasi. okey kita mulai ya *sambil masukkin kyk pensil mekanik gitu, gak kyk jarum bentuknya*. sblmnya dah pnh cabut gigi?
G: dl wkt kecil dok. skrg lupa rasanya.
D: gmn sakit gak disuntik *terdgr suara cetik cetik* kemudian memasukkan pisau bedah dan membelah gusi, sambil bertanya sakit gak?
G : gak dok *ngmgnya susah euyyy*
yak dan operasi pun brjalan,gak perlu nunggu lama efek biusnya dah berjalan dan jg gak terlalu terasa tebal. ini obat biusnya canggih. stlh dibelah, bor pun menari2 dlm mulut. Gak sakit sih. dgr suaranya jg biasa aja. emg lbh kenceng suaranya dan getarannya dr bor gigi wkt nambal gigi. kemudian kyk obeng gitu masuk trs kyk diungkit2 dan lepas lah gigi gw. Stlh itu baru deh dijahit. Dan operasi ini hny berlangsung 5 menitan saja. Prok prok prok salut buat drg Ronny. Beliau hebat dan terbukti jago pantas antriannya byk bgt. Kata dokter seminggu lagi balik utk kontrol jahitan dan lepas jahitan. Dikasi obat jg utk menghilangkan sakit dan antibiotik.
Selama proses stlh operasi itu gw gak mengalami bengkak yg lama, cmn 1 hari aja bengkaknya dan malam stlh operasi pun gw bs tidur tenang. Efek bius hilang pun gak terlalu menyakitkan cmn kerasa senat senut sedikit lah.
Singkatnya seminggu kemudia jahitan lepas, gak sakit kok pas lepas jahitan. Gw sgt berterimakasih utk Dr.drg Ronny Corputty, spBM. Gw jd gak takut cabut gigi atau apapun itu dan gw percaya selama kita percaya sm dokternya dan dokternya itu sgt kooperatif thd kita, tindakan apapun akan bisa maksimal dgn sugesti positif
Oya, seminggu kemudia gw pun melakukan operasi geraham utk kanan atas. Utk kali ini pun prosesnya sama kyk pertama. Bedanya gw datang dgn penuh rasa percaya diri dan gak takut. hehehe.. proses penyembuhaan pun berjalan baik.
Terimakasih Tuhan sdh memberikan kesempatan ini.
Dokter gigi spesialis orto di bali (Harga terjangkau) - RECOMMENDED
PEMBERITAHUAN
Jika anda membuka halaman :Staf Kami pada website ini salah satu staf YAO ORTHOLAB adalah drg Ardhia Arie Yustining Sp.Ort. Yang selama pendidikan di Jogjakarta ikut praktek di tempat kami. Sekarang telah lulus dokter gigi spesialis Ortodonti dan bekerja sebagai pegawai negeri di RSUD SANJIWANI Kabupaten Gianyar Bali.
Bagi yang membutuhkan perawatan ortodontik terutama yang ingin pasang kawat Gigi, berdomisili di daerah BALI khususnya di sekitar GIANYAR anda dapat datang ketempat praktek pribadinya di Jalan Keboiwa No. 2C Gianyar (dekat kantor PLN Gianyar) atau menguhubungi drg Ardhia Arie Yustining Sp.Ort. lewat: HP : 087861083126 atau 081558050305. Terimakasih.
Jika anda membuka halaman :Staf Kami pada website ini salah satu staf YAO ORTHOLAB adalah drg Ardhia Arie Yustining Sp.Ort. Yang selama pendidikan di Jogjakarta ikut praktek di tempat kami. Sekarang telah lulus dokter gigi spesialis Ortodonti dan bekerja sebagai pegawai negeri di RSUD SANJIWANI Kabupaten Gianyar Bali.
Bagi yang membutuhkan perawatan ortodontik terutama yang ingin pasang kawat Gigi, berdomisili di daerah BALI khususnya di sekitar GIANYAR anda dapat datang ketempat praktek pribadinya di Jalan Keboiwa No. 2C Gianyar (dekat kantor PLN Gianyar) atau menguhubungi drg Ardhia Arie Yustining Sp.Ort. lewat: HP : 087861083126 atau 081558050305. Terimakasih.
Rabu, 16 Oktober 2013
Kawat gigi 3
Jangan Pasang Kawat Gigi Sembarangan
http://www.zikri.com/2010/07/28/jangan-pasang-kawat-gigi-sembarangan/
Gambar di atas adalah contoh foto gigi pasien sebelum dan sesudah perawatan orthodonti. Tanda panah merah menunjukkan gigi yang harus dicabut. (properti: drg. Vera Susanti Z, Sp.Ort).
Maraknya tren penggunaan kawat gigi dan ditambah oleh ketidaktahuan masyarakat awam membuat banyak orang ‘berani’ mempertaruhkan aset tubuh yang tak tergantikan itu dengan mempercayakan pemasangan behel pada sembarang orang(ingat, gigi orang dewasa yang telah tanggal atau rusak tidak akan tergantikan oleh gigi baru). Tren pemakaian behel yang dikaitkan juga dengan gaya hidup dan fashion membuat banyak orang nekat memakai walau sebenarnya tidak memerlukannya. Lebih gawat lagi, sebagian di antara mereka malah nekat memasang di tempat yang asal murah yang penting gaya!
catatan: tulisan ini merupakan tulisan populer (non ilmiah) yang ditulis oleh orang awam untuk bidang yang sedang dibicarakan (bukan dokter gigi), namun demikian saya sudah berpengalaman pakai kawat gigi 3x (tiga kali) karena harus diperbaiki kembali; dan sekarang ber-istri seorang dokter gigi spesialis orthodonti yang jadi teman ngobrol sebelum tidur.Pada saat ini, pemasangan kawat gigi boleh dibilang sebagai bisnis yang menggiurkan. Pemasangan kawat gigi yang seharusnya hanya dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonti (drg. Sp.Ort) pada kenyataannya dikerjakan juga oleh dokter gigi spesialis lainnya, atau malah oleh seorang dokter gigi non spesialis (general practitioner). Lebih edan lagi, mereka yang bukan dokter gigi pun nekat buka ‘praktek’ di pinggir jalan dengan label Ahli Gigi. Terima pasang kawat gigi.
Gigi Yang Baik
Karena saya bukan dokter gigi, tentu saya tidak membicarakan masalah penyakit gigi dan kawan-kawannya. Dalam kacamata yang sederhana kita bisa anggap bahwa gigi yang baik adalah gigi yang bersih, tidak bolong, tidak ada yang ompong, serta menjalankan tugasnya dengan sempurna.Bagaimana tuh gigi yang sempurna menjalankan tugasnya? Tugas utama gigi untuk menggigit dan mengunyah makanan bukan? Cara termudah untuk memeriksanya adalah coba katupkan gigi rapat-rapat pada posisi yang paling nyaman (ngga dibuat-buat dengan menggeser rahang ke arah tertentu. just relax.). Perhatikan gigitan gigi mulai dari geraham atas bertemu geraham bawah secara sempurna untuk mengunyah, taring atas berpasangan dengan taring bawah untuk mengoyak, gigi seri atas bertemu dengan gigi seri bawah untuk menggigit. Normalnya rahang bawah akan sedikit lebih mundur dibanding rahang atas.
Pada kasus rahang bawah lebih maju dibanding rahang atas, orang awam sering menyebutnya sebagai cakil, atau cameuh, dan sejenisnya. Sebaliknya, bisa saja yang terjadi ternyata adalah rahang atas terlalu maju dibanding rahang bawah, sehingga gigi seri atas tidak bisa bertemu dengan gigi seri bawah, alias protusif. Pada kasus cakil dan protusif, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa yang mengerjakan haruslah dokter gigi dengan spesialisasi orthodonti alias orthodontist.
Pengalaman Pribadi
Pada waktu SMP dulu (tahun 1989), keinginan menggunakan kawat gigi yang tidak didukung oleh pengetahuan yang memadai membuat saya ‘tersasar’ ke seorang spesialis bedah mulut. Waktu itu sebenarnya saya sudah berjalan (mungkin) ke arah yang benar, yaitu ke rumah sakit umum daerah. Tapi waktu tanya-tanya di poli-gigi, salah seorang perawatnya menyebut kalau mau pakai kawat gigi dengan drg. X, Sp.BM saja… Datang saja ke tempat prakteknya. Akhirnya saya pakai kawat gigi dengan sang spesialis bedah mulut. Waktu itu saya ‘kehilangan’ 2 buah gigi geraham kecil yang persis di belakang gigi taring, di sebelah kanan, bagian atas dan bawah. Semua gigi perlahan-lahan mulai digeser ke arah kanan, untuk mengisi ‘kekosongan’ yang diakibatkan hilangnya 2 buah gigi tersebut.Hampir 2 tahun setelah perawatan memang sekilas gigi bisa dibilang rapih. Tapi kalau dilihat2 dengan seksama terlihat bahwa garis tengah gigi (di tengah-tengah gigi seri atas dan bawah) tidak terletak di tengah-tengah wajah, pada arah garis imajiner jika wajah kita dibagi 2 secara simetris. Coba-lah senyum ‘nyengir’ di depan cermin, perhatikan apakah garis tengah gigi Anda persis segaris dengan garis tengah wajah, yang ditarik dari titik tengah di antara 2 alis mata melewati puncak hidung dan dagu. Jadi kalau dilihat-lihat, gigi saya waktu itu miring ke kanan. Garis tengah gigi tidak persis segaris dengan garis tengah wajah (imajiner). Lambat laun juga dirasa gigi kembali “bubar jalan”. Sedikit demi sedikit mulai bergerak lagi dan kembali terlihat berantakan pada gigi bawah dan jadi “gigi bobo” pada gigi atas.
Pada waktu kuliah di Bandung, kembali saya mencoba mengulangi perawatan gigi menggunakan behel kembali. Waktu itu saya mendatangi klinik yang ada di kampus. Lagi-lagi oleh perawat yang ada direferensikan untuk datang kembali pada jadwal praktek dokter gigi yang menurutnya biasa mengerjakan pemasangan kawat gigi. Untuk kedua-kalinya, di tahun 1997 saya kembali memakai kawat gigi. Kali ini saya harus merelakan kembali 2 (dua) buah gigi geraham kecil yang di belakang gigi taring, kali ini yang di sebelah kiri, atas dan bawah.
Kali ini saya tidak tahu sebenarnya yang mengerjakan gigi saya ini seorang orthodontist atau spesialis lainnya? (mungkin saja lagi-lagi spesialis bedah mulut, atau prostodontist, atau periodontist, atau malah dokter gigi anak? hehehe)…. atau bisa saja dia ternyata seorang dokter gigi biasa alias GP? Yah, sama seperti orang awam pada umumnya, waktu itu saya sama sekali tidak perduli dan tidak mencari tahu. Bahkan berkali-kali kontrol gigi dengan rutin pun saya tidak pernah mencari tahu. Sampai sekarang pun saya juga tetap tidak tahu apa kompetensi dokter gigi saya waktu itu??! (Padahal sudah 13 tahun berlalu).
Singkat cerita, lagi-lagi hasil perawatan tersebut adalah nol besar. Memang waktu itu gigi saya rasanya rapih kembali. Tapi lagi-lagi seiring dengan waktu kembali terasa bergerak dan cenderung ‘rusak’ kembali.
‘Kesalahan’ bentuk gigi tersebut baru saya sadari dan pahami ketika menunjukkan susunan gigi pada seseorang yang kelak menjadi istri saya (drg. Vera Susanti Z, Sp.Ort). Waktu itu dia sedang mengambil spesialisasi Orthodonti di Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Universitas Indonesia. Di situ saya baru sadar bahwa gigi saya tidak menutup sempurna kalau sedang menggigit. Konsekuensi paling sederhana dari kondisi ini tentu adalah waktu mengunyah makanan tidak sempurna. Akibatnya tanpa disadari saya sering hanya menggunakan sebelah sisi untuk mengunyah makanan (geraham sebelah kanan saja yang bisa menggigit, sedang sebelah kiri tidak menggigit), sedangkan sebelahnya lagi tidak melakukannya. Konsekuensi lainnya adalah lagi-lagi garis tengah gigi juga tidak persis di tengah… Saya sadari juga bahwa ternyata ketika saya membuka mulut (rahang) lebar-lebar lalu menutup kembali kadang terdengar bunyi klek pada pangkal rahang dekat telinga. Serta beberapa kesalahan lain yang harus dikoreksi. Akhirnya, untuk ketiga-kalinya saya menggunakan kawat gigi, kali ini pada trek yang benar. Karena walau dikerjakan oleh orang yang sedang belajar untuk menjadi orthodontist, perawatan gigi saya dilakukan di kampus UI di bawah supervisi dokter-dokter spesialis yang benar, bahkan yang sudah bergelar profesor (Prof. drg. Faruk Husin, Sp.Ort, yang kemudian juga berkenan menjadi saksi pada pernikahan saya).
Prosedur Pemasangan Kawat Gigi yang Benar
Dari pengalaman yang sudah-sudah, sekali ini saya baru merasa bahwa pemasangan kawat gigi mengikuti sebuah proses yang secara teknis bisa diterima. Dulu ketika terjadi kesepakatan harga antara calon pasien dan dokternya, langsung saja diputuskan untuk pasang. Langsung pasang cetakan gigi, lalu melihat sekilas apakah ada gigi yang perlu dicabut atau tidak. Paling lambat 2 minggu kemudian gigi kita sudah bergaya dengan bracket melintang.Pada prosesi pemasangan kawat gigi yang dilakukan oleh seorang orthodontist, proses diawali dengan pemeriksaan secara visual. Struktur gigi sang pasien dilihat dengan mata telanjang, untuk menentukan apakah penggunaan bracket memang disarankan atau tidak. Jika ya, jenis bracket seperti apa yang sesuai dengan kasus gigi pasien.
Proses selanjutnya pasien harus melakukan foto rontgen gigi, untuk melihat struktur gigi di dalam gusi. Pada beberapa kasus foto rontgen ini juga berguna untuk menemukan gigi yang tersembunyi (gagal keluar) karena berbagai sebab. Keberadaan benda keras (gigi) di antara akar-akar gigi yang lain tentunya akan menjadi penghambat gerak gigi yang lain. Lebih celaka lagi, bisa saja keberadaan gigi yang terpendam itu bisa menimbulkan akibat-akibat lain, termasuk yang terkait dengan kesehatan tubuh.
Jika ternyata terindikasi ada gigi yang seperti itu, seorang orthodontist akan meminta bantuan dokter gigi spesialis bedah mulut untuk melakukan operasi guna mengeluarkan gigi itu. Tergantung juga dengan tingkat masalah yang dihadapi, sebisa mungkin gigi yang dikeluarkan dengan cara memasang bracket dan ditarik perlahan-lahan selama proses perawatan kawat gigi. Jika kondisinya ekstrim, gigi tersebut akan dicoba untuk dikeluarkan langsung, lalu dipasang kembali pada gusi dengan posisi yang benar. Jika tidak memungkinkan, barulah pasien harus “say goodbye” ke gigi tersebut. Sepanjang yang saya ketahui dalam 2 tahun terakhir ini saja istri saya sudah pernah menemukan beberapa kasus yang seperti ini. Jadi hal seperti ini ngga aneh-aneh amat. Pada beberapa orang ternyata memang tidak semua gigi dewasanya tumbuh sempurna. Jadi, jika ternyata Anda memasang kawat gigi pada orang yang tidak meminta foto rontgen terlebih dahulu, sudah bisa dipastikan dia ngawur!
Selain foto rontgen, pasien juga harus difoto menggunakan kamera biasa. Orthodontist memerlukan foto pasien dalam beberapa pose; tampak depan diam, tampak samping diam, tampak depan senyum lebar, tampak samping senyum lebar. Selain itu dibutuhkan juga foto gigi pada rahang bawah saja, foto gigi pada rahang atas saja, foto gigi penuh dalam posisi menggigit sempurna. Foto-foto ini tidak hanya digunakan sebagai dokumentasi dan pembanding ketika proses perawatan sudah selesai, tetapi juga digunakan sebagai referensi untuk ‘melihat’ apakah ada kesalahan struktural pada bentuk wajah yang diakibatkan oleh susunan gigi pasien, misalnya wajah tidak simetris, atau monyong. Jika pada waktu memasang kawat gigi Anda tidak difoto dengan pose-pose tersebut, lagi-lagi itu artinya Anda salah kamar!
Ingat, salah satu hasil akhir yang harus dicapai dari perawatan orthodonti adalah membuat gigi bisa menjalankan fungsi kunyah dengan baik dan benar. Secara sederhana boleh diterjemahkan bahwa hasil akhir perawatan antara gigi-gigi di rahang atas haruslah bisa menggigit sempurna dengan gigi-gigi di rahang bawah. Artinya, tidak mungkin perawatan hanya pada gigi atas saja buat gaya-gayaan! Jika orang yang memasangkan kawat gigi hanya pada atas saja, banyak-banyaklah berdoa, karena itu sudah jelas si pemasang saja tidak paham fungsi perawatan.. hanya mengejar order
Variasi Harga
Salah satu alasan kenapa ada banyak orang yang nekat pasang kawat gigi di pinggir jalan adalah karena harga yang lebih murah. Seringkali faktor harga murah ini hanya dicerna sebagai akibat lokasi tempat praktek tukang gigi yang hanya di kios alakadarnya, dibanding dengan tempat praktek dokter gigi yang lebih ‘mentereng’. Pada alternatif lain, bisa saja yang diadu adalah sesama dokter gigi. Pasang di dokter gigi spesialis orthodonti lebih mahal dibanding pasang di dokter gigi biasa.Dari kacamata awam saya cuma bisa ajak mencerna hal sesederhana mungkin. Harga sepeda motor saja bervariasi. Motor buatan Jepang acapkali kalah bersaing dengan Motor buatan Cina jika dilihat dari faktor harga. Jika cuma karena harga dan asal punya motor, bisa dipastikan motor cina-lah yang dipilih. Tapi coba lihat, ada banyak orang yang mengerti bagaimana kualitas dari motor cina, akan tetap bertahan untuk menabung dan mengupayakan minimal motor Jepang lah yang harus mereka beli, bukan motor cina. Artinya, jika orang sudah paham soal kualitas, harga motor Jepang yang lebih mahal ngga ada masalah. Di lain sisi, ternyata motor Jepang juga kalah jika kualitas jika diadu dengan motor buatan Eropa, BMW misalnya. Singkat kata, seperti halnya membicarakan sepeda motor secara generik, begitu pula ketika kita bicara kawat gigi. Ada macam-macam kelas dan harga. Inilah titik awal lain yang harus diketahui oleh calon pengguna. Ada buatan Amerika, banyak pula yang made in China!
Sebagai ilustrasi tambahan, anggap saja hanya ada 2 pilihan barang untuk kawat gigi, A dan B, yang akan digunakan untuk merapihkan gigi seorang pasien dengan kasus yang sulit. Kawat yang A lebih murah di harga awal, misal X rupiah. Harus kontrol 3 minggu sekali. Perawatan bisa lebih dari 3 tahun. Sedangkan kawat B harganya ternyata 2x lipat dari A, jadi 2X rupiah. Harus kontrol 6 minggu sekali. Perawatan bisa diharapkan setahun selesai. Silahkan saja berhitung berapa biaya kontrol dan waktu yang bisa dihemat dengan menggunakan kawat yang B. Ini sekedar ilustrasi sederhana. Jangan lupa pepatah “ada harga ada kualitas” dan “harga ngga pernah bohong”.
Awas Celaka
Secara mekanika, penggunakan kawat gigi pasti akan dapat menggeser susunan gigi yang ada sekarang. Gigi geligi yang ada akan dipaksa mengikuti lengkungan kurva kawat gigi yang tentunya berbentuk ideal. Masalahnya, apakah si pemasang memiliki cukup ilmu terkait (termasuk mekanika) untuk menentukan arah pergeseran yang benar dan pas.Pada pemasangan kawat gigi yang dilakukan oleh orang yang telah cukup ilmunya, susunan gigi bisa dibuat rapih tidak hanya karena susunannya pada arah bersebelahan, tapi juga tinggi rendahnya gigi yang satu dengan lainnya. Kesalahan arah gerak bracket misalnya bisa saja membuat gigi seri Anda tidak sama tinggi rendah-nya! Sebuah kasus tragis yang pernah dijumpai pada seorang pasien yang ingin pasang ulang kawat gigi adalah kenyataan bahwa ternyata giginya pernah ‘dipaksa’ rata tingginya dengan cara dikikir! Percaya atau tidak, konon dia sebelumnya memasang kawat gigi pada seorang dokter gigi (yang pasti bukan Sp.Ort… karena tidak mungkin hal seperti itu dilakukan oleh orthodontist). Dengan kegilaan semacam itu, sebenarnya lebih meyakinkan kalau dia mengaku bahwa yang pasang adalah ahli gigi di pinggir jalan.
Kembali lagi ke soal perlu tidaknya ada gigi yang dicabut dalam proses perawatan orthodonti. Jika memang dari pemeriksaan visual terlihat tidak ada ruang gerak tersisa untuk merapihkan susunan gigi, memang seorang ahli orthodonti akan melakukan proses ekstraksi (bahasa kerennya untuk pencabutan gigi). Kodratnya, yang akan dicabut adalah gigi geraham kecil yang terdepan. Hasil akhir yang diharapkan dari perawatan orthodonti tidak hanya asal terlihat rapih, tapi juga gigi berfungsi secara sempurna untuk mengunyah makanan. Jangan lupa, gigi juga harus simetris. Pada prakteknya tidak selalu pula gigi harus dicabut di kedua sisi, kanan dan kiri. Untuk kasus tertentu dengan lengkung gigi asimetris perlu dilakukan pencabutan gigi hanya pada satu sisi. Yang penting hasil akhirnya nanti gigi harus jadi simetris. Kadangkala ada pasien ‘bandel’ yang menolak untuk dicabut giginya, padahal orthodontist menyatakan bahwa ada giginya yang harus dicabut. Untuk yang ‘bandel’ seperti ini ya siap-siap saja giginya ngga akan benar-benar ‘beres’. Kembali ke gambar di atas, pada contoh kasus gigi dalam gambar tersebut sangat mungkin non-orthodontist akan mencabut gigi lain (bukan yang ditunjuk oleh tanda panah merah) untuk mempermudah pekerjaan yang mereka lakukan. Padahal gigi yang mungkin dicabut tersebut adalah gigi seri atau gigi taring!
Cerita soal perlu tidaknya pencabutan gigi ini, ada sebuah kasus menarik. Mungkin karena tingkat kesulitan kasus gigi yang dimiliki oleh pasien, atau karena mau ambil mudahnya saja, ada seorang pasien yang dicabut gigi taringnya!!! Sengaja saya kasih tanda seru tiga.. Fungsi gigi taring adalah fungsi yang tak tergantikan. Gigi taring digunakan untuk mengoyak makanan. Jadi kalau gigi taring dicabut, tentu pasien akan mengalami masalah waktu makan. Minimal waktu harus mengoyak makanan dia hanya bisa menggunakan sebelah gigi taring yang masih lengkap (di sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja). Celakanya, setelah susunan gigi dianggap rapih, orang yang melakukan perawatan gigi pasien ini melakukan aksi ‘sulap’ dengan mengikir gigi geraham kecil bagian depan untuk menggantikan gigi taring! Prosedur semacam itu tidak akan pernah terjadi jika yang melakukan adalah orang yang mengerti fungsi masing-masing gigi dan mengerti apa yang harus dilakukan dalam proses perawatan orthodonti yang benar. “Perawatan gigi yang salah bisa menyebabkan fungsi gigi rusak dan masalah itu biasanya baru bisa dirasakan setelah sekian lama memakai kawat gigi”, ujar Prof. Dr. Eky Soeria Soemantri, Sp.Ort, dokter ahli orthodonti dan dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Kesimpulan
Penggunaan kawat gigi ngga hanya sekedar soal fashion atau gaya-gayaan… Ngga juga sekedar asal rapih. Rapih saja tidak cukup. Gigi harus bisa berfungsi untuk mengunyah dengan sempurna. Gigi atas harus bertemu dan menggigit dengan baik bersama gigi bawah. Kelainan pada gigitan (istilah kerennya maloklusi) bisa diakibatkan karena susunan gigi yang berantakan, atau karena kesalahan bentuk rahang, atau kombinasi keduanya.Perawatan orthodonti tidak hanya sekedar membuat gigi asal rapih demi estetika, tapi juga harus dapat memperbaiki fungsi kunyah. Perawatan yang dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami ilmu orthodonti dapat memperbaiki kesalahan bentuk/posisi rahang. Perbaikan dari susunan gigi dan rahang juga akan mempengaruhi bentuk wajah secara keseluruhan. Tanpa ilmu yang benar, bisa saja dokter gigi atau tukang gigi malah membuat wajah Anda menjadi aneh! Mereka yang tidak mengerti ilmu orthodonti (atau hanya mengetahui sepotong-sepotong) paling top hanya akan dapat membuat gigi pasien terlihat rapih, tapi belum tentu pas posisinya untuk menggigit antara gigi atas dan gigi bawah. Lebih celaka lagi, bisa membuat wajah pasien berubah ke arah yang tidak diharapkan (kalau ngga mau disebut malah jadi makin jelek..).
Seseorang yang telah berpredikat dokter gigi dan ingin melanjutkan pendidikan menjadi dokter gigi spesialis orthodonti akan menghabiskan waktu sedikitnya 3 (tiga) tahun untuk belajar mengenai ilmu orthodonti saja. Sedangkan mereka yang tidak mengenyam pendidikan spesialis orthodonti hanya berkesempatan mengenal ilmu orthodonti sekilas waktu kuliah. Itu pun perlu dicatat bahwa mereka hanya mempelajari penggunaan alat orthodonti lepasan, tidak diajarkan mengenai perawatan orthodonti menggunakan alat orthodonti cekat alias behel.
Seorang tukang gigi (istilahnya techneker) di pinggir jalan yang sama sekali tidak pernah mendapatkan pendidikan formal sebagai seorang dokter gigi. Bayangkan saja, seseorang yang lulus pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran atau Fakultas Kedokteran Gigi saja tidak langsung berpredikat sebagai dokter atau dokter gigi. Mereka harus melewati fase untuk mendapatkan status profesi tersebut. Nah, apa pun alasannya, walau katanya si tukang gigi sudah pernah belajar tentang kawat gigi dan sebagainya, tetap saja dia tidak berhak secara keilmuan dan profesi untuk berpraktek sebagai orthodontist. Hal serupa juga untuk dokter gigi yang tidak mendalami orthodonti pada program pendidikan dokter gigi spesialis orthodonti.
Nah selanjutnya tinggal dicerna oleh calon pengguna bracket, pasang kawat gigi dengan dokter gigi non spesialis orthodonti saja sangat tidak dianjurkan, bagaimana dengan praktek “ahli gigi” yang sekarang marak. Sebagian masyarakat yang ngga tahu menahu soal perawatan orthodonti dengan baik banyak yang menganggap remeh masalah ini. Penggunaan alat-alat kedokteran gigi yang tidak memenuhi standar kesehatan tentunya akan berbahaya bagi kesehatan pasien.
Asal tahu saja, dokter gigi beresiko tertular penyakit dari pasiennya, setidaknya bisa melalui air liur atau darah yang keluar dari gusi pasien. Untuk meminimalisir resiko tersebut dokter gigi wajib menggunakan sarung tangan. Sarung tangan ini hanya boleh digunakan sekali untuk 1 pasien. Artinya, tiap ganti pasien dokter harus ganti sarung tangan. Tujuannya agar jangan sampai virus yang mungkin dibawa oleh pasien sebelumnya tertular ke pasien berikutnya gara-gara si dokter tidak ganti sarung tangan. Begitu juga dengan alat-alat kedokteran gigi yang dipakai. Semua harus disterilisasi menggunakan alat sterilisasi khusus, sebelum boleh dipakai pada pasien lain. Nah, dari hal yang sepertinya kecil ini saja silahkan dibayangkan apa yang akan terjadi jika peralatan orthodonti yang digunakan oleh tukang gigi tanpa proses sterilisasi tiap kali ganti pasien? Alat-alat tersebut dicuci di air yang mengalir setiap kali ganti pasien saja sudah bagus. Walau jelas itu saja tidak cukup. Soal sarung tangan, jangan harap tukang gigi pakai. Kalau pun pakai, sangat mungkin satu sarung tangan dipakai berpuluh kali. Kenapa? Bayangkan saja jika sekali perawatan kawat gigi di tukang gigi pasien hanya diminta bayar RP 30.000, komponen sarung tangan saja sudah ‘memotong’ budget sebesar Rp 5.000! Hitungan ekonomisnya ngga masuk Baru dari sudut pandang kemungkinan terpapar penyakit (termasuk HIV/AIDS lho!!) resiko yang dihadapi oleh pasien tukang gigi saja sudah berat. Apalagi ditinjau dari berbagai resiko kesalahan prosedur pemasangan dan perawatan orthodonti yang dilakukan tanpa pengetahuan memadai.
Kawat gigi 2
Lanjutan cerita kemarin. Sekali lagi makasi mba Nayarini dari Cambridge^^
kurang tahu juga kenapa banyak pembaca blog yang nyasar ke tulisan kawat gigi-ku, mungkin kalau mereka nge-google dengan kata kunci "kawat gigi", tulisanku nongol di paling atas gitu kali yah #berasa tenar #hihihi *padahal pas aku coba dari sini sih tulisanku nongolnya di halaman ke-4 doank, halah*
dan karena kedua postinganku tadi telah menelan begitu banyak "korban" tak berdosa yang nyasar dengan sukses ke blog otakkukusut, maka muncullah pertanyaan-pertanyaan yang mau-tak-mau aku kudu jawab. ga tega juga kalau dicuekin #hehehe
rata-rata sih, pertanyaannya masih seputar harga, jenis perawatan, jenis kawat serta kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul bagi mereka yang pengin pasang kawat gigi tapi belum mengenal 'medan pertempuran' yang akan mereka hadapi selama pemasangan yang memang tidak bisa dibilang murah, serta memerlukan waktu perawatan yang cukup lama ini, termasuk sampai pemakaian retainer atau penyangga gigi setelah kawat-nya dilepas di akhir perawatan.
nah, dengan niat ikhlas #ciehhh pengin berbagi pengalaman pribadiku yang sudah melewati masa-masa memakai kawat gigi dan menurutku hasilnya terbilang sukses ini, aku coba membuat rangkuman sedikit pengetahuan mengenai kawat gigi sebatas pengalaman pribadiku yah, jadi kalau ada yang merasa ga cocok pembaca ga boleh protes. jadilah tulisan ini, berjudul kawat gigi, episode ke-3. selamat menyimak :-)
- biaya pengambilan tindakan awal atau persiapan sebelum pasang kawat
pasang kawat gigi tidak bisa asal-asalan langsung pantek sana pantek sini pake tang yah. emang pasang tiang bendera di pager depan rumah buat acara tujuh-belasan? #hihihi. perlu persiapan-persiapan dulu sebelum kawatnya bisa benar-benar dipasang dan bakal nangkring manis di gigi selama bertahun-tahun. seperti halnya biaya pemeriksaan awal di atas, biaya yang ini juga ada yang dibarengkan dengan biaya paket pasang kawat, ada juga yang bisa dibayar terpisah. lagi-lagi coba tanyakan langsung ke dokter/tukang gigi masing-masing yah. lalu apa saja persiapannya? mari kita lihat satu per satu.
yang paling utama sebelum kawat dipasang adalah gigi kudu bersih. artinya, gigi harus dalam kondisi bebas dari plak/karang gigi, kotoran, dan segala macam yang jorok-jorok di dalam rongga mulut. eh, tapi kan kita udah gosok gigi tiap hari? apa itu ga cukup? ya gak lah. yakin, gosok giginya sudah benar? yakin, semua sela-sela gigi sudah bebas plak? bo'ong banget, ga mungkin ada gigi yang bersih cemerlang cuma dengan sikat gigi tiap hari hehehe. apalagi mereka yang suka malas gosok gigi sebelum tidur, kepala nempel bantal langsung ngorok, beuh...jangan tanya!
lebih parah lagi mereka yang susunan giginya berantakan dan terlalu parah ga rapinya. akan banyak bagian-bagian yang sulit dijangkau sikat. akan ada bagian tersembunyi yang akan diisi oleh sisa makanan lalu mengeras menjadi plak meskipun oleh kita seringkali tidak terlihat ketika kita bercermin. plak tersembunyi ini yang harus dikikis habis dulu dan dibersihkan oleh dokter gigi dengan bantuan alat. sikat gigi saja tidak akan cukup untuk membersihkan plak, terutama yang sudah lama sekali tidak pernah ke dokter gigi, plaknya pasti sudah menahun dan karatan, hehehe.
kenapa plak harus dihilangkan sebelum pasang kawat?
supaya proses pengencangan, perapihan dan penarikan gigi nantinya menjadi optimal. sama lah seperti kalau mau tambal ban sepeda, kotorannya dibersihkan dulu kan? atau kalau mau memperbaiki keran air yang bocor dan kudu ganti pipa misalnya, kudu dibersihkan dulu kan? intinya semua proses perbaikan akan lebih efektif dan efisien hasilnya kalau obyek yang akan diperbaiki kondisinya bersih, begitulah kira-kira ;-p
lalu berapa biayanya?
lha masak ga tau sih. yang ga tau berarti ga pernah ngebersihin plak gigi secara berkala ke dokter gigi ya.. hayo ngakuuuu :-) idealnya sih plak kudu dibersihkan setiap 6 bulan sekali. kalau mau irit, ya paling ga setahun sekali lah. kalau udah umur 20 tahun atau 30 tahunan tapi ga tau harga ngebersihin plak di dokter gigi, wah kebangetan ini kondisi rongga mulutnya, pasti bau nafas buaya, hahahaha....
satu lagi persiapan yang kudu dilakukan adalah menyiapkan ruang untuk pengawatan. seberapa ruang yang dibutuhkan, tergantung dari hasil pemeriksaan awal dengan sinar-X di atas. dokter/tukang gigi harus mengambil keputusan mengenai hal ini setelah mempelajari anatomi gigi si pasien kasus per kasus. kan ga ada dua orang yang posisi giginya sama persis euy. anak kembar aja giginya pasti numbuhnya beda!
ada kasus di mana gigi yang berantakan masih bisa diatur ulang tanpa membutuhkan ruang tambahan jadi ga perlu pengurangan jumlah gigi tapi posisinya saja yang perlu ditata. ada juga yang kasusnya seperti aku di mana ruang rahangku terlalu sempit jadi seolah-olah jumlah giginya terlalu banyak, maka untuk penataan gigi dibutuhkan ruang ekstra jadi beberapa gigi harus dibuang supaya tersedia cukup ruang di rahang untuk penataan ulang. pembuangan gigi tentu saja harus melalui proses pencabutan, ga bisa pake sulap sim salabim abrakadabra gitu yah...:-)
tapi kan sayang giginya masih sehat tapi kudu dicabut? ga relaaaa.....
ya mau gimana lagi. kalau memang jumlahnya kebanyakan ya memang gigi sebanyak itu tidak kita perlukan. mending jumlah gigi utuh tapi ga rapi, apa jumlah gigi berkurang tapi rapi dan punya senyum menawan, hayooo? gimana sih tadi katanya pengin cakep! #halah
lagipula selama dengan jumlah gigi yang tersisa nantinya masih bisa menjalankan fungsi utamanya untuk mengunyah makanan, ya ga masalah meski total jendral gigi di rongga mulut bukan lagi 32! yang belum tahu kenapa kita punya gigi 32 buah, baca tulisan kawat gigi bagian 2 yah.
terus berapa biaya pencabutan gigi? tanya dokter gigi masing-masing. ada yang ngitung harganya per gigi, ada yang ngitung harganya per paket dengan pasang kawatnya. kalau diitung terpisah, ya paling ribuan sampai ratusan ribu, termasuk obat. karena setelah dicabut, kawat belum bisa langsung dipasang, kudu nunggu dulu pendarahan berhenti dan gusinya sembuh.
rata-rata jumlah gigi yang harus dikurangi jumlahnya genap, bisa 2, 4, 6 atau 8 dan seterusnya. kenapa begitu? supaya dengan pengurangan yang dilakukan posisi gigi yang tersisa tetap simetris, jumlah gigi sebelah kiri dan kanan, atas dan bawah tetap seimbang. kan ga lucu gigi depan dua buah yang gede itu tinggal satu di tengah-tengah #bayangin aja mukanya kalau senyum #hihihi
jenis gigi mana yang kudu dicabut juga harus diputuskan oleh dokter/tukang gigi. tapi ga mungkin gigi taring yang kena karena kita cuma punya 4, di kiri atas, kanan atas, kiri bawah dan kanan bawah. kalau ga punya taring, ga bisa ngunyah daging donk! yang vegetarian sih ga papa deh hehehe. yang paling umum dikorbankan sih gigi bungsu, geraham kecil dan geraham besar, karena kita punya banyak, 4 gigi bungsu, 8 geraham kecil dan 8 geraham besar.
gigi bungsu tumbuh paling akhir di bagian paling belakang, biasanya kalau usia sudah masuk 20-25 tahun meski beberapa nongol lebih awal atau telat. kebanyakan orang mengeluh sakit gigi ketika gigi ini numbuh. rata-rata sih karena ruangnya tidak cukup jadi keempat gigi ini nyodok ke gusi atau gigi di depannya. bukannya bermanfaat, gigi bungsu kebanyakan malah biang keladi sakit gigi. jadi mending dibuang saja lah ya, daripada bikin susah, hehehe...
tapi ada juga sih yang gigi bungsunya tumbuh dengan sempurna. sementara untuk jenis geraham kecil dan besar, karena fungsinya sebagai alat pengunyah utama, biasanya dokter lebih cenderung membuang yang kecil, karena geraham besar kita butuhkan agar area kunyah tetap luas. dengan pengurangan jumlah gigi, maka sekarang proses penataan gigi bisa dimulai, yaitu dengan pemasangan kawat gigi.
- biaya kawat gigi
kawat gigi ada banyak macam dan kualitasnya. dari yang paling murah, ke yang paling mahal. dari yang model biasa dan berwarna khas kawat yaitu gelap, sampai ke yang berbahan keramik sewarna dengan warna gigi alami dan ada juga yang berbahan bening transparan. tentunya untuk pemilihan jenis kawat dan harganya, tergantung tebal dompet masing-masing ya :-)
daftar jenis kawat gigi di bawah ini adalah jenis kawat yang aku tahu dan sempat aku pelajari sebelum aku pasang kawat gigi dulu, dan jenis-jenis ini ditawarkan di inggris, bukan di indonesia. beberapa merek mungkin juga tersedia di indonesia sih, kalau memang ada tersedia kenapa nggak, tapi aku ga berani jamin yah.
untuk jenis-jenis yang dipakai di indonesia, silakan ditanyakan ke dokter/tukang gigi masing-masing, beserta contohnya. biasanya mereka punya alat peraga untuk masing-masing jenis kawat gigi. bentuknya seperti apa, warnanya apa, aksesorisnya apa saja, dan harganya berapa, pasti koleksi mereka komplit deh. jangan ragu-ragu juga bertanya apa kelebihan dan kekurangan tiap-tiap merek kawat gigi. jangan seperti beli kucing dalam karung yah, kita kudu paham dan mengerti setiap detil kawat yang akan kita pakai sebelum proses pemasangan dimulai. kalau terlanjur asal milih jenis kawat yang salah, menyesal di kemudian hari kan cuma bisa garuk-garuk tembok :-D
untuk bahan referensi saja, beberapa jenis kawat gigi yang aku tahu adalah sebagai berikut:
mau tau harga di inggris? ga rahasia koq harganya, di internet juga bisa di-google pasang kawat di inggris ongkosnya berapa, karena rata-rata memang segitu, kurang lebih £3000-an. kalau dirupiahin, mau pake kurs yang berapa nih? kalau kurs yang sekarang sih jatuhnya 45 juta, kalau kurs yang dulu pas aku baru pasang, jatuhnya masih 52.5 juta. mahal? ya memang. tapi harga segitu sudah termasuk semua-mua paket komplit sampai selesai perawatan dan pasien dijamin puas, ga pake ada biaya tambahan dan tersembunyi lagi. selain itu, pilihan yang lebih murah juga tidak ada. jadi aku mentok antara pasang kawat di inggris kudu bayar mahal, atau pulang indonesia tapi perawatannya bolak-baliknya nanti gimana donk.
berapa harganya? kata website-nya sih berkisar antara 27 juta sampai 37.5 juta untuk perawatan di inggris. kalau ada yang menawarkan di indonesia, logikanya sih lebih murah dari harga ICE. kita misalkan 15-25 jutaan lah ya :-)
sistem damon
perbandingan behel biasa (kiri) dengan sistem damon (kanan) - source
damon system lama (warna besi) dan yang baru (bening) - source
kalau misalnya aku tetep mau pasang kawat gigi jenis ini ya kudu balik ke indonesia dulu. malah mahal di ongkos pesawat entu mah ya :-) kekurangan jenis yang ini, tidak ada pilihan jenis behel transparan, jadi kelihatan bener kalau lagi pakai kawat gigi. karena modelnya juga tradisional, aksesorisnya juga aksesoris lama berupa karet gelang, yang biasanya kalau dipakai anak-anak malah mereka milih yang warna-nya macam-macam kayak pelangi itu, hehehe. contohnya seperti ini:
yang pasti sih, jenis kawat yang dipakai ya jenis tradisional ini (pilihan paling ekonomis). satu lagi, ada cerita juga dari mereka yang pasang kawat di tukang gigi amatir hanya perlu bayar antara 3-4 juta rupiah saja lho. nanti kita bahas lagi ya di bawah apa bedanya tukang gigi profesional dan amatir serta untung ruginya.
kecuali kalau setiap kali cek-up untuk ganti karet dan kawat kita kudu bayar lagi, bisa-bisa malah ini jadi modus bagi si dokter untuk mengganti karet/kawat terlalu sering yah, supaya uang yang masuk juga lebih banyak kan hehehe #berprasangka buruk
standarnya sih 5-6 minggu untuk cek-up. kalau diminta datang lebih sering dari itu karena setiap kali cek-up kudu bayar, harusnya kita curiga tuh. tetapi juga sebaliknya, kalau semua cek-up sudah termasuk diitung dengan biaya pasang kawat, alias all-in-one, pemeriksaan rutinnya jangan terlalu dimolor-molorin, misalnya baru disuruh datang setiap 2 bulan sekali atau lebih. itu sih jadi bikin tambah lama proses penataan giginya.
sekali lagi, tanyakan secara rinci ke mereka, proses pengencangan rutinnya nanti setiap berapa minggu sekali, dan apa saja yang butuh diganti. lalu biaya cek-up-nya sudah termasuk atau tidak, apakah ada biaya tambahan lagi, kalau ada untuk bayar apa, dll. cerewet aja deh pokoknya, pan duit-duit kita juga, nyarinya juga ga gampang ;-p
- biaya perbaikan emergency /darurat
jujur kacang ijo, aku ga pernah ngalamin ini selama 2.5 tahun pakai kawat gigi. tapi selalu ada saja cerita yang kudengar dari mereka yang pakai kawat, kalau kawatnya patah lah, atau karetnya copot sendiri lah, ada yang tertelan lah (serius!!!), bahkan ada juga yang 1-2 behelnya (yang nempel di gigi itu) rusak atau hilang! kalau aku dengar cerita semacam ini aku cuma bilang, "ga pernah pengalaman kayak gitu tuh, koq bisa yah..."
tapi ya, setiap kejadian kan pasti ada sebab musababnya, ya kan. menurutku sih, kerusakan atau hilangnya komponen kawat gigi ketika dipakai disebabkan oleh dua hal. pertama, perlakuan kita terhadap kawat gigi yang kita pakai. kedua, kualitas bahan dari jenis kawat gigi yang kita pakai.
ketika kita memutuskan untuk memakai kawat gigi, kita juga harus berkomitmen untuk melakukan perawatan. setelah kawat dipasang, biasanya dokter/tukang gigi akan menjelaskan bagaimana cara merawat kawat gigi kita dengan disiplin, baik dan benar. ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari seperti makanan yang terlalu keras (batu-batuan hahaha), makanan yang terlalu lengket seperti permen dan karamel, atau minuman yang bersoda, karena makanan dan minuman ini akan berpengaruh terhadap kondisi kawat dan aksesorisnya.
kalau kita tidak disiplin dan memilih melanggar nasehat dokter ya terjadilah kerusakan-kerusakan seperti yang kusebut di atas. ketika aku pakai kawat, aku bahkan pantang makan semua jenis makanan yang dimasak menggunakan kunyit atau safron yang dipakai di menu eropa! alasannya karena warna kuningnya akan lengket permanen di karet elastisku yang harusnya berwarna bening. disikat-pun ga akan hilang, tau sendiri kan kunyit kalau kena baju saja ga bisa hilang dengan cuma dicuci. kalau terlanjur ya kudu nunggu sampai cek-up berikutnya ketika semua karet diganti baru. sebelum itu ya terpaksa kalau senyum giginya kelihatan kuning dari warna karet tadi!!! #hiiii jijay ah
selain jaga makan minum, kebersihan kawat juga harus dijaga. karena bersih tidaknya kawat gigi yang kita pakai mencerminkan bersih tidaknya rongga mulut kita. kalau pakai kawat tapi malas sikat gigi ya jorok banget atuh, mana sisa makanan sekarang jadi gampang nyelip di antara behel juga kan. pasti mulutnya jadi tambah bau #huhuhu. sikat giginya juga jadi butuh waktu lebih lama kalau pakai kawat gigi, karena posisi nyikat jadi aneh, sela-sela yang kudu dibersihkan tambah banyak, jadi ga bisa cuma sikat gigi 1-2 menit langsung kabur seperti sebelum pasang kawat.
nah, kalau semua nasehat dan disiplin ini sudah dijalankan tapi koq ya masih ada kerusakan pada behel, yang copot-lah, yang patah lah, karet lepas, hilang, kawat patah dll, ya berarti kita salahkan saja kualitas bahan kawat gigi dan aksesorisnya. behel copot bisa karena pelekatan ke permukaan giginya kurang bagus, atau lem yang dipakai kurang kuat, behel rusak/gompel bisa jadi bahannya yang gampang retak, kawat patah bisa jadi karena bahan kawatnya mudah retas, karet lepas bisa jadi karena elastisitasnya mudah kendur, karet hilang atau tertelan bisa jadi yang pakai kawat lagi kelaperan hahahaa
lalu berapa biaya untuk perbaikan? ga tau sih, kan dah kubilang aku ga pernah ngalamin yang kayak gini. tapi kalaupun dulu pas aku pakai kawat sempat kejadian, karena semua biaya sudah all-in-one, aku tidak perlu bayar lagi jika ada kerusakan ketika perawatan sedang berjalan. kalau di indonesia gimananya, perlu ditanyakan dulu di awal sebelum pasang kawat ya, supaya tidak merasa dirampok di tengah jalan kalau tiba-tiba harus bayar lagi kalau ada yang copot atau rusak, entah karena sebab yang mana.
- biaya retainer /penyangga gigi
setelah melewati masa pemakaian yang relatif cukup lama, rata-rata dari 1.5 tahun sampai ada yang 3-4 tahunan tergantung kasus berat ringannya gigi yang bermasalah, maka di akhir pemakaian behel akan dicopot. setelah itu, perlu memakai retainer yang detilnya akan kujelaskan di bawah. apakah biaya retainer juga termasuk? kalau all-in-one iya, kalau di indonesia perlu ditanyakan lagi yah. lalu kalau retainer-nya hilang (karena bisa dicopot pasang, suka lupa ketinggalan di toilet umum misalnya), apakah perlu bayar lagi kalau minta ganti yang baru? ini juga perlu ditanyakan.
retainer-ku pernah hilang sekali. entah aku tinggal di mana. pada kasusku, penggantian pertama ga perlu bayar. tapi kalau hilang lagi, penggantian kedua bayar £100 atau sekitar 1.5 juta rupiah. untung yang kedua ga hilang-hilang lagi sampai selesai pakai. dianggurin tuh di rumah karena aku sudah ga perlu pakai lagi sekarang :-)
- harus nabung berapa?
wuihhh, puanjang ya postingannya, padahal ini baru separo lhoh, masih banyak yang kudu dibahas. dibikin jadi buku aja apa ya hahaha...
nah, sekarang setelah baca uraian panjang lebar di atas, pertanyaan yang muter-muter di kepala adalah, harus nabung berapa nih supaya bisa segera pasang kawat gigi? jawabnya ya ditotal jendral saja semua komponen yang kudu kita bayar tadi. yang mana yang termasuk dan mana yang tidak, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter masing-masing. yakin deh, tiap dokter harganya beda, cara bayarnya beda (kontan atau boleh nyicil, kena bunga berapa kalau nyicil), komponen mana yang termasuk pembayaran awal, mana yang harus bayar lagi juga beda-beda. buat rincian saja sedetil-detilnya kalau konsultasi di awal sebelum pasang, jadi semua jelas dan tidak membuat serangan jantung di kemudian hari hehehe
lalu profesi yang hanya ngurusi soal penataan struktur gigi yang bermasalah, disebutnya orthodontist (ortho) atau aku terjemahkan menjadi tukang gigi (sebelum terlalu jauh, mari kita bedakan antara tukang gigi profesional yang kita sebut ortho, dan tukang gigi amatiran -yang praktek di pinggir jalan itu lhoh- sebagai amatir yah). profesi ortho di inggris tidak melakukan pencabutan gigi, tidak ngurus gusi bengkak, tidak ngurus gigi bolong, tidak ngurus kebersihan rongga mulut. mereka cuma utak-atik kawat gigi dan utak-atik menata gigi, itu saja.
di indonesia nih yang aku tahu, banyak dentist yang merangkap profesi menjadi ortho juga. salah satunya adalah yang sempat aku datangi di lippo cikarang dulu itu. otomatis mereka juga merangkap sebagai oral hygienist juga ya. wuih profesi 3 orang di inggris diborong jadi satu ya di indonesia hehehe. tapi banyak juga dentist/dokter gigi yang ga bisa/ga boleh pasang kawat, seperti dokter gigiku dulu di cikarang, karena memang tidak bersertifikat untuk melebarkan profesi menjadi ortho. kan perlu belajar dan ujian lagi pastinya kalau mau rangkap profesi.
firasatku nih, justru di indonesia yang berprofesi murni sebagai ortho profesional saja malah ga ada yah (seperti ortho-ku di inggris sini) - ada malah ortho amatir pinggir jalan itu. rata-rata di indonesia pasti pada rangkap profesi dari dokter gigi, lalu sekolah lagi dan bersertifikat menjadi ortho, jadi bisa praktek dobel. jadi adanya dokter gigi saja (tidak bersertifikat untuk pasang kawat), dokter gigi yang merangkap ortho, dan ortho amatir pinggir jalan tadi :-D
karena pilihannya ternyata cuma ada dua, antara pasang kawat ke dokter/ortho atau ke ortho amatir, tentunya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.
kalau mau yang hasilnya terjamin pasti dan puas, pilihlah yang profesional (dokter/ortho). konsekuensinya, ya bayar agak mahal lah. pan sekolah dokter gigi juga ga murah hehehe. kalau mau murah meriah dan tidak berharap banyak dengan kualitas akhir, ya boleh lah nyoba yang di pinggir jalan itu. aku sendiri kurang tahu dan ga pernah tahu para tukang gigi amatir yang buka praktek di pinggir jalan ini status resminya bagaimana.
apakah mereka pernah kuliah kedokteran gigi? apakah mereka cuma kursus pasang bongkar kawat gigi? apakah mereka menjalani ujian dulu sebelum buka praktek dan punya sertifikat dari dinas kesehatan? apakah peralatan mereka lengkap, ada sinar-X, ada alat pencetak gigi, ada komputer untuk merancang pergerakan gigi? apakah mereka bisa diandalkan dan dipercaya? apakah mereka legal secara hukum? ga tauuuuuu #hehehe
yahhh, masa jawabnya gitu... oke deh, aku google bentar yah, belajar dulu. eh, nemu dua tautan ini (link 1 dan link 2), masih baru sih ini berita tahun kemarin, jadi ga basi-basi banget lah. aku rangkum saja yah beritanya. para tukang gigi amatir ini buka praktek resminya harusnya cuma untuk membuat gigi palsu saja, saudara-saudara. tapi pada kenyataannya, ternyata-oh-ternyata, mereka juga menawarkan jasa nambal gigi, cabut gigi, dan pasang behel! jadi mereka itu tidak hanya ortho amatiran, tapi juga merangkap profesi sebagai dentist dan juga ortho profesional haha, hebat sekali! tanpa kuliah kedokteran gigi lho ini :-)
tapi sejak pertengahan tahun lalu, rupanya dinas kesehatan indonesia mulai melakukan penertiban. bagus deh. dinas kesehatan mengeluarkan larangan bagi para tukang gigi amatir ini untuk buka praktek secara ilegal dengan menawarkan jasa-jasa yang mereka tidak punya keahlian untuk melakukannya. larangan tersebut adalah sebagai berikut (aku kopas dari salah satu berita):
1. dilarang melakukan penambalan gigi dengan tambalan apapun
2. dilarang memasang gigi tiruan cekat, mahkota
3. dilarang menggunakan obat-obatan yang berhubungan dengan tambalan tetap atau sementara
4. dilarang melakukan pencabutan gigi dengan atau tanpa suntikan
5. dilarang melakukan tindakan medis
6. dilarang mewakilkan pekerjaan pada siapapun
eh tapi kalau dipikir-pikir lagi kesian juga sih. mereka juga ternyata protes dan melakukan demo karena keluarnya larangan dari pemerintah tersebut. beberapa memang sudah sangat mengandalkan pengalamannya yang berpuluh-puluh tahun dan mengklaim tidak ada keluhan dari pasien meskipun dia sebenarnya bukan dokter tapi melakukan tindakan medis. yah susah juga kalau begini. jasa mereka kan murah dan terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. kalau mereka dilarang beroperasi, ya kesian masyarakat miskin kan, mana mampu mereka berobat ke dokter gigi beneran. mahal bok!
tapi kalau dibiarkan, masyarakat miskin juga yang harus menanggung resiko jika terjadi mal praktek karena penanganan kesehatan gigi dilakukan oleh amatir yang tidak berpengetahuan dasar kedokteran gigi atau ortho profesional. maju kena mundur kena deh! pasang behel di tukang gigi amatir ini murah sih, aku dah sebut ya di atas, cuma sekitaran 3 - 4 jutaan saja (kata temen). lalu bagaimana masalah kualitas? nah ini yang aku mau cerita dikit.
berdasarkan pengalaman temanku tadi, jenis behel yang dipasang memang jenis yang murah meriah. terus katanya, kalau kontrol ga perlu repot datang ke tempat praktek. bahkan dia bilang, kita boleh beli aksesoris seperti kawat dan karet elastis berbagai jenis dan ukuran, supaya kita bisa mengganti kawat dan elastis sendiri di rumah. do-it-yourself gitu deh. harga aksesoris ini juga murah meriah. tapi kata dia juga, meski udah pakai behel selama hampir 4-5 tahun, prosesnya berjalan sangat lambat sekali, dan hasil akhirnya juga kurang memuaskan tentu saja.
bisa nebak kan sekarang kenapa? hehehe. curigaku sih, karena tukang amatir ini alatnya kurang lengkap, mereka agak kesulitan melakukan penataan gigi seperti halnya yang dilakukan ortho-ku yang menggunakan bantuan komputer canggih dengan tingkat presisi tinggi untuk mendesain ulang posisi gigi-gigiku. jika behel tidak dilem di titik yang tepat di tiap-tiap gigi (titik berat permukaan), maka proses penarikan gigi tidak akan sempurna. nah, kalau tukang amatir pakai ilmu kira-kira, ya mungkin rapi tidaknya hasil akhir juga kira-kira lah ya.
tapi ya ga bisa protes juga sih, wong ya dari awal pasang kawat bahan yang dipakai dan penanganannya tidak dilakukan oleh seorang profesional, ya hasilnya kurang profesional juga. kalau kitanya merasa hepi-hepi saja dengan hasilnya yang ga begitu bagus sih, ya monggo silakan pakai jasa tukang gigi amatir ini.
woahhhhh *tepok jidat*, tiba-tiba jadi inget postingan lamaku sinis bin nyinyir, di mana aku nulis cerita tentang seorang 'mantan' teman (kubilang 'mantan' karena aku dimusuhi dan ga disapa lagi lho sekarang wuahahaha) - teman ini bukan yang cerita soal do-it-yourself di paragraf di atas yah, ini teman yang lain lagi - yang sempat mengatakan hal-hal yang kurang mengenakkan di telingaku ketika aku baru pasang kawat gigi. aku tadinya ga berprasangka buruk ketika ia mengatakan hal itu, tapi baru sekarang aku sadar!!! doh, kenapa ga dari dulu-dulu ngeh-nya. jadi dia bilang gini, kawat gigiku ga akan berhasil, karena dia aja udah pernah pakai 5 tahun tapi gagal (tetep tonggos), karena dia mengkategorikan umur kami berdua sudah terlalu tua untuk merapikan gigi! beuh....
sekarang aku yakin seyakin-yakinnya, dia dulu pasti pasang behel-nya di salah satu tukang gigi amatir pinggir jalan ini, ya pantesan sampe pake 5 tahun masih gagal pulak huahahahahahaa....aku kan pasangnya di ortho profesional di inggris, bayarnya mahal, behelnya jenis mutakhir, cuma butuh 2.5 tahun saja, kualitasnya terjamin dan bergaransi. lihat donk hasil akhirnya sekarang di postingan kawat gigi 2 :-D #masih dendam lhoh aku, jahat yah #yoben #sape suruh ganggu macan hamil ..eh macan tidur ;-p
4) setelah copot kawat gigi, lalu apa?
ada satu pertanyaan dari pembaca kawat gigi 2, yang menanyakan bisakah posisi gigi kembali ke posisi semula setelah kawat gigi dicopot? jawabnya bisa, dan ini harus dicegah! makanya setelah kawat dicopot, wajib pakai retainer. apa itu retainer, apa fungsinya dan apa konsekuensinya kalau tidak rajin dipakai? mari kita bahas. ini bahasan terakhir ya, sudah kepanjangan kesian mata kalian baca tulisan banyak-banyak, pasti sudah pada berair matanya sekarang hehehe.
retainer adalah alat buatan (bentuk fisiknya mirip-mirip gigi palsu gituh), yang fungsinya untuk menahan posisi gigi supaya tidak bergerak dan tetap pada tempatnya. biasanya dipakai sebelum (jarang denger sih) dan sesudah perawatan gigi untuk membantu proses penataan posisi gigi. kalau tidak pakai alat ini, posisi gigi yang sudah rapi setelah pemakaian kawat gigi yang cukup lama, dikhawatirkan gigi bisa kembali ke posisi semula.
aku sebenarnya sudah bahas sedikit sih di komen postingan sebelumnya menjawab pertanyaan salah satu pembaca mengenai konsekuensi kalau retainer tidak dipakai dengan disiplin. tapi ga papa aku ulas lagi sedikit ya meski isinya ga beda jauh.
setelah kawat gigi dicopot, tergantung masing-masing orang, gigi ada yang bergerak kembali ke posisi semula dengan cepat, ada yang lambat, tapi ada juga yang tidak bergerak lagi alias posisinya sudah permanen ga berubah-berubah lagi (tetep rapi), karena kondisi gusi dan jenis gigi tiap individu berbeda-beda, ada yang kuat ada juga yang gampang goyah. mereka yang memiliki kondisi gusi kurang sehat karena sesuatu dan lain hal sehingga gigi-giginya gampang goyah, setelah copot kawat gigi kemungkinan giginya untuk balik lagi ke posisi awal lebih besar daripada mereka yang bergusi sehat dan bergigi kuat. untuk mencegah posisi gigi yang sudah selesai dikawat kembali ke posisi semula, setelah perawatan selesai pasien diwajibkan memakai retainer.
jenis retainer setahuku sih cuma ada dua macam, harganya juga beda. jenis yang tradisional bentuknya plastik berkawat bisa dipasang copot, dan mirip gigi palsu. kalau dipakai plastik penyangganya nempel di langit-langit mulut. fungsi kawat itu untuk menahan posisi keseluruhan gigi supaya tidak gerak ke mana-mana lagi setelah dirapikan dengan kawat gigi selama kurun waktu tertentu. contoh gambarnya seperti ini.
model yang kedua adalah model moulding/cetakan seperti punyaku. model ini jika dipasang ke gigi seperti pasang sarung bantal gitu deh, tinggal didorong ke arah gigi lalu klik, nempel deh (mirip penataan gigi dengan metode invisalign). dan karena rata-rata bahannya transparan/bening, jadi ga kelihatan kalau kita sedang pakai retainer. contoh gambarnya seperti ini.
pemakaian retainer lamanya bervariasi, kembali lagi tergantung kondisi gigi dan gusi si pasien. seorang temanku ada yg kudu pakai retainer sampai tahunan tapi giginya tetap gerak lho, berusaha balik lagi ke posisi semula. sementara di kasusku, setelah pakai tiap hari, aku langsung loncat ke pakai seminggu sekali, abis itu copot total, gigiku tetap tidak goyah. total cuma pakai retainer selama 6 bulan dan sekarang sudah ga perlu pakai lagi, lepas total.
bagi kalian yang punya gigi gampang goyah, pakai retainer-nya memang lama, kudu sabar tiap malam musti pakai selagi tidur mungkin sampai berbulan-bulan, lalu pelan-pelan pakai seminggu sekali sampai berbulan-bulan lagi, lalu mulai pakai agak-agak jarang, baru akhirnya tidak pakai sama sekali kalau sudah yakin gigi yang sudah rapi ga bakal gerak lagi ke mana-mana.
masalah terbesar dengan pemakaian retainer adalah masalah disiplin terhadap diri sendiri. karena bisa dicopot dan dipasang sendiri, kadang bikin kita jadi kurang disiplin, lupa, malas, dan ogah-ogahan, karena memang di mulut rasanya kurang nyaman. ada yang ngeganjel gitu deh. karena kurang disiplin inilah, banyak yang giginya kembali lagi seperti semula karena malas pakai retainer setelah kawat dicopot.
sayang kan yah, padahal sudah melalui perjuangan panjang sejak gigi-gigi dicabut, lalu ditarik sana sini, ngilu berhari-hari, habis uang banyak sampai ga bisa lagi ntraktir temen #eh. lalu cuma gara-gara malas pakai retainer, gigi yang sudah rapi jadi ga rapi lagi deh. mau pasang kawat lagi buat ngerapiin lagi? ya kudu bayar lagi lah, 'mang enak! hahahaha....
o ya nambahin dikit, setelah kawat dilepas, jangan lupa juga buat ngebersihin gigi dari plak dan karang gigi yang susah dibersihkan hanya dengan sikat dan benang gigi selama bertahun-tahun karena terhalang oleh behel dan kawat. kalau setelah copot kawat gigi plak dan karang gigi yang menahun tidak segera dibersihkan ke dokter gigi, dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan gusi dan menyebabkan gigi gampang goyah. dan ini akan berpengaruh terhadap pemakaian retainer. kalau dokter dan ortho-nya rangkap profesi, pasti mereka akan menyarankan hal yang sama, atau bisa jadi setelah copot kawat, si dokter otomatis langsung ngebersihin plak kalau sudah termasuk harga paket :-)
5) FAQ (frequently asked questions)
Q: apakah pakai kawat gigi itu sakit?
Q: apakah dengan memilih jenis kawat gigi yang mahal sudah pasti dijamin hasilnya bagus?
Q: apakah bisa ganti karet dan kawat sendiri di rumah?
Q: apakah boleh tetap berolah raga ketika memakai kawat gigi?
Q: apakah aman pakai kawat gigi selagi hamil? (mentang-mentang yang ngetik lagi hamil ;-p)
*tamat setamat-tamatnya*
warning: tulisan ini panjang, yang tertarik soal kawat gigi, kudu baca sampe abis hehehe. yang ga tertarik ga usah baca juga ga papa :-D
melihat begitu banyaknya antusiasme pembaca blog ini terhadap postingan mengenai kawat gigi, terbukti dengan jumlah pageview yang terus bertambah dari hari ke hari pada dua postinganku terdahulu mengenai hal ini yaitu di tulisan yang berjudul kawat gigi dan kawat gigi 2, maka aku putuskan untuk menulis satu postingan sekali lagi mengenai kawat gigi :-)
melihat begitu banyaknya antusiasme pembaca blog ini terhadap postingan mengenai kawat gigi, terbukti dengan jumlah pageview yang terus bertambah dari hari ke hari pada dua postinganku terdahulu mengenai hal ini yaitu di tulisan yang berjudul kawat gigi dan kawat gigi 2, maka aku putuskan untuk menulis satu postingan sekali lagi mengenai kawat gigi :-)
kurang tahu juga kenapa banyak pembaca blog yang nyasar ke tulisan kawat gigi-ku, mungkin kalau mereka nge-google dengan kata kunci "kawat gigi", tulisanku nongol di paling atas gitu kali yah #berasa tenar #hihihi *padahal pas aku coba dari sini sih tulisanku nongolnya di halaman ke-4 doank, halah*
dan karena kedua postinganku tadi telah menelan begitu banyak "korban" tak berdosa yang nyasar dengan sukses ke blog otakkukusut, maka muncullah pertanyaan-pertanyaan yang mau-tak-mau aku kudu jawab. ga tega juga kalau dicuekin #hehehe
rata-rata sih, pertanyaannya masih seputar harga, jenis perawatan, jenis kawat serta kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul bagi mereka yang pengin pasang kawat gigi tapi belum mengenal 'medan pertempuran' yang akan mereka hadapi selama pemasangan yang memang tidak bisa dibilang murah, serta memerlukan waktu perawatan yang cukup lama ini, termasuk sampai pemakaian retainer atau penyangga gigi setelah kawat-nya dilepas di akhir perawatan.
nah, dengan niat ikhlas #ciehhh pengin berbagi pengalaman pribadiku yang sudah melewati masa-masa memakai kawat gigi dan menurutku hasilnya terbilang sukses ini, aku coba membuat rangkuman sedikit pengetahuan mengenai kawat gigi sebatas pengalaman pribadiku yah, jadi kalau ada yang merasa ga cocok pembaca ga boleh protes. jadilah tulisan ini, berjudul kawat gigi, episode ke-3. selamat menyimak :-)
1) motivasi pasang kawat gigi
timbulnya keinginan, dorongan atau motivasi untuk pasang kawat gigi pastinya bermacam-macam, tapi di sini aku coba kategorikan menjadi 3 saja, dari yang kurang penting, agak penting, dan sangat penting. alasan yang menurutku kurang penting, adalah mereka yang ingin memasang kawat gigi untuk sekedar mengikuti trend. yang agak penting, adalah mereka yang ingin memasang kawat gigi karena alasan penampilan meski secara kesehatan tidak mengganggu. dan yang terakhir yang paling penting adalah mereka yang ingin memasang kawat gigi karena kebutuhan yang berpengaruh langsung terhadap kesehatan.
- kelompok pertama, untuk yang pasang kawat gigi karena alasan gaya-gayaan atau karena lagi trend, ngikutin artis atau selebriti. jadi meski giginya susunannya udah rapi pun tetep pasang, supaya dibilang anak gawul donk. apakah alasan ini salah? ya ga juga lah, sah-sah saja sih. wong ya bayarnya pake duit-duitnya sendiri koq. kalau emang mampu bayar kenapa nggak, ya toh, hehehe. cuma ya emang golongan ini bisa menimbulkan kesenjangan sosial karena mereka yang penginnnnn banget pasang dengan alasan lain tapi belum punya duit jadi iri berat, ya kan? sementara orang-orang ini giginya sudah bagus aja malah buang-buang duit buat gaya-gayaan doank, mbok ya mending duitnya dihibahkan gitu ke yang membutuhkan kawat hehehe #sapeelu
- kelompok kedua, yang ingin pasang kawat gigi karena alasan penampilan, merasa kurang pede karena giginya kurang rapi, sehingga timbullah keinginan, cita-cita terpendam, atau tekad yang sudah tersimpan lama untuk memperbaiki diri. selain itu, mereka ini juga ingin meningkatkan rasa percaya diri. mungkin saat ini di indonesia, kelompok kedua inilah yang paling banyak persentasenya. coba amati lingkungan sekitarmu, coba perhatikan gigi tetanggamu, teman-temanmu, keluarga dekatmu, kerabatmu, atau musuh-musuhmu #hihihi. coba itung sekarang berapa orang sih yang mempunyai gigi rapi sempurna seperti model-model di iklan pasta gigi? dijamin pasti ga banyak deh. kalau orang-orang ini punya uang lebih, atau mau ditawarin untuk dirapikan giginya dengan gratis, pasti semua pada angkat tangan. ya kan ya kan? cuma karena benturan biaya, biasanya sih mereka cuek-cuek saja dan menerima kondisi mereka apa adanya, alias pasrah. yaaah, sudah pemberian tuhan memang begini, ya disyukuri saja (padahal dalam hatinya sih berkata laen haha). lagipula cuma urusan penampilan koq, secara fungsi gigi orang-orang di kelompok ini masih bisa dipakai mengunyah dengan normal dan tidak mengganggu kesehatan tubuh, asal rajin gosok gigi saja setiap hari :-) nah, aku juga termasuk dalam kategori ini. seperti sudah aku tulis di postingan terdahulu, meskipun kalau gigiku dibiarkan seperti apa adanya juga ga akan berakibat apa-apa selain hanya dari segi estetika susunan gigiku memang kurang rapi karena faktor keturunan dan kondisi anatomi rahang yang sempit dengan ukuran gigi yang agak kebesaran. kelompok ini juga bisa dikatakan kelompok yang cukup memberikan perhatian terhadap penampilannya. kan semua orang penginnya tampil cantik, ganteng dan menarik donk. nah bagi mereka yang merasa kurang pede karena giginya agak-agak kurang rapi sesuai idaman, ya sah-sah saja untuk bermimpi mempunyai gigi rapi, ya ga? wong ya mimpi itu gratis ga pake bayar koq #hehehe. sukur-sukur kalau suatu hari mimpinya jadi kenyataan, bisa pasang kawat seperti aku. meski tidak bisa dipungkiri juga lebih banyak lagi yang mimpinya hanya tinggal mimpi saja karena terbentur masalah biaya. no comment deh kalau yang ini. hidup itu memang berat, jendral! :-D
- kelompok ketiga, adalah kelompok yang membutuhkan pemasangan kawat gigi karena sudah menyangkut urusan kesehatan. mungkin kelompok ini jumlahnya tidak begitu banyak, atau kalaupun banyak, biasanya mereka tidak terdeteksi oleh dinas kesehatan karena berbagai alasan. seperti kita tahu, masalah kesehatan di indonesia agak-agak 'terabaikan' oleh para elit di pemerintahan. kenapa aku bilang begitu? karena aku sudah hampir 8 tahun tinggal di inggris dan merasakan langsung bagaimana pemerintahan negara maju begitu perhatian, peduli, dan tidak main-main mengalokasikan anggaran yang sangat besar setiap tahunnya untuk memastikan seluruh rakyatnya sehat sejahtera dengan perawatan yang ditanggung oleh negara dari uang pajak, termasuk perawatan gigi bagi yang memerlukan. coba perhatikan kalau kita ketemu orang asing (yang berasal dari negara maju lah ya), rata-rata giginya rapi kan? meski alaminya, manusia tidak selalu lahir dengan kondisi sempurna, beberapa pasti punya masalah dengan pertumbuhan gigi, tapi kenapa kebanyakan orang asing yang berasal dari negara kaya dan maju giginya selalu menawan? jawabnya gampang saja, karena sejak kecil seluruh perawatannya ditanggung oleh negara. orang-orang ini sejak berada di dalam kandungan sudah dijamin kesehatannya oleh negara, sampai sekolah lanjutan, sampai ke persoalan gigi. jadi misalnya ada keluhan sedikit saja, atau pertumbuhan giginya tidak rapi sedikit saja, tinggal ke dokter atau tukang gigi, periksa, obati, atau pasang kawat jika perlu, beres deh. ortunya ga perlu cemas urusan biaya karena semua ditanggung negara. lha di indonesia? mereka-mereka yang kurang beruntung memiliki susunan gigi yang tidak beraturan dan tidak hanya mempengaruhi penampilan atau estetika saja, tapi mungkin bisa mempengaruhi fungsi utama gigi sebagai alat pengunyah, yang dari sisi kesehatan serta medis berpengaruh terhadap kondisi rongga mulut dan gusi hingga dikhawatirkan bisa menjadi awal suatu penyakit yang lebih serius jika terjadi infeksi kuman, siapa yang peduli dengan mereka? ga ada kan? sukur-sukur kalau punya uang untuk ke dokter gigi atau ke tukang gigi sehingga keluhan mereka bisa ditangani dengan benar dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, lha kalau yang tidak punya uang bagaimana? cuek, pasrah dan nrimo saja kan ya. padahal justru mereka yang hidup dengan kondisi ini adalah mereka yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai, terbatas pengetahuannya tentang kesehatan, dan tidak berdaya apa-apa. akibatnya terkadang kondisi gigi yang kurang sehat akan berpotensi menimbulkan infeksi lalu merembet ke persoalan-persoalan kesehatan di organ-organ tubuh lainnya karena sumber masalahnya tidak tertangani dengan benar.
2) biaya-biaya, jenis perawatan dan harga kawat gigi
berbicara mengenai biaya *langsung muncul $$$$$ di mata*, sayangnya pasang kawat gigi itu tidak murah, saudara-saudara. tapi jangan berkecil hati dulu. masih banyak jalan menuju roma #hehehe. sebelum membahas masalah biaya ini lebih jauh lagi, mari kita lihat kelompok-kelompok di atas sekali lagi.
sepertinya kita tak perlu bahas kelompok pertama yah karena mereka itu kelompok tajir, daripada bikin tulisan makin panjang dan ga penting, kita skip aja deh! kelompok ketiga juga agak susah dibahas nih karena ini menyangkut kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, berat euy temanya. perkecualian untuk kelompok ketiga tapi yang mampu bayar, sepertinya juga tidak perlu dibahas karena mereka tidak bermasalah kan ya. kalau tahu giginya menjadi penyebab infeksi, punya duit banyak dan mampu, ya langsung saja berobat dan giginya dibenerin, gitu aja koq repot hehehe.
jadi mari kita fokus ke kelompok kedua saja, karena pasti rata-rata yang baca tulisan ini masuk kelompok kedua. kenapa aku bisa seyakin itu? karena kalian punya akses ke internet, bisa browsing sampe nemu tulisan ini, jadi ga terbelakang-terbelakang amat kan #hihihi. selain itu, kalian pasti dah lama pengiiinnnn banget pasang kawat tapi masih mikir-mikir karena mahal, untuk itu kalian cuma ingin cari info dulu seputar pasang kawat gigi sebanyak-banyaknya, ya kan ya kan ya kan? aku memang seorang cenayang! ;-p #halah
oke, kembali ke masalah gigi! biaya pasang kawat gigi tergantung oleh beberapa faktor utama (meski ga harus semua relevan, tergantung kasus per kasus), antara lain:
- biaya pemeriksaan awal
untuk mengetahui seberapa 'parah' kondisi susunan gigi yang harus diperbaiki, biasanya harus dilakukan foto-rontgen atau sinar-X terhadap keseluruhan rongga mulut agar dokter/tukang gigi bisa mempelajari anatomi gigi dengan seksama sebelum mengambil keputusan untuk melakukan tindakan selanjutnya. tiap orang mempunyai susunan gigi yang berbeda. dengan pemeriksaan awal ini, dokter/tukang gigi akan membuat perencanaan penataan susunan gigi dan juga untuk mengetahui posisi gigi yang mana yang harus digeser, mana yang harus diputar, mana yang harus ditarik mundur, mana yang harus dimajuin, dll.
biaya ini bervariasi, ada yang memadukannya dengan biaya perawatan keseluruhan, ada yang dipisahkan. jadi terserah si pasien setelah pemeriksaan ini selesai untuk melanjutkan ke pasang kawat atau 'mundur' alias tidak jadi pasang. besarnya biaya, coba tanyakan ke dokter atau tukang gigi masing-masing yah. ga mahal koq kalau cuma bayar untuk foto rontgen ini, ga semahal pasang kawat maksudnya. berapa pastinya mah, tiap dokter/tukang gigi punya tarif masing-masing lah. yang pasti ga sampai jutaan lah ya seperti harga kawat, masih puluhan atau ratusan ribu gitu kali.
sepertinya kita tak perlu bahas kelompok pertama yah karena mereka itu kelompok tajir, daripada bikin tulisan makin panjang dan ga penting, kita skip aja deh! kelompok ketiga juga agak susah dibahas nih karena ini menyangkut kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, berat euy temanya. perkecualian untuk kelompok ketiga tapi yang mampu bayar, sepertinya juga tidak perlu dibahas karena mereka tidak bermasalah kan ya. kalau tahu giginya menjadi penyebab infeksi, punya duit banyak dan mampu, ya langsung saja berobat dan giginya dibenerin, gitu aja koq repot hehehe.
jadi mari kita fokus ke kelompok kedua saja, karena pasti rata-rata yang baca tulisan ini masuk kelompok kedua. kenapa aku bisa seyakin itu? karena kalian punya akses ke internet, bisa browsing sampe nemu tulisan ini, jadi ga terbelakang-terbelakang amat kan #hihihi. selain itu, kalian pasti dah lama pengiiinnnn banget pasang kawat tapi masih mikir-mikir karena mahal, untuk itu kalian cuma ingin cari info dulu seputar pasang kawat gigi sebanyak-banyaknya, ya kan ya kan ya kan? aku memang seorang cenayang! ;-p #halah
oke, kembali ke masalah gigi! biaya pasang kawat gigi tergantung oleh beberapa faktor utama (meski ga harus semua relevan, tergantung kasus per kasus), antara lain:
- biaya pemeriksaan awal
untuk mengetahui seberapa 'parah' kondisi susunan gigi yang harus diperbaiki, biasanya harus dilakukan foto-rontgen atau sinar-X terhadap keseluruhan rongga mulut agar dokter/tukang gigi bisa mempelajari anatomi gigi dengan seksama sebelum mengambil keputusan untuk melakukan tindakan selanjutnya. tiap orang mempunyai susunan gigi yang berbeda. dengan pemeriksaan awal ini, dokter/tukang gigi akan membuat perencanaan penataan susunan gigi dan juga untuk mengetahui posisi gigi yang mana yang harus digeser, mana yang harus diputar, mana yang harus ditarik mundur, mana yang harus dimajuin, dll.
biaya ini bervariasi, ada yang memadukannya dengan biaya perawatan keseluruhan, ada yang dipisahkan. jadi terserah si pasien setelah pemeriksaan ini selesai untuk melanjutkan ke pasang kawat atau 'mundur' alias tidak jadi pasang. besarnya biaya, coba tanyakan ke dokter atau tukang gigi masing-masing yah. ga mahal koq kalau cuma bayar untuk foto rontgen ini, ga semahal pasang kawat maksudnya. berapa pastinya mah, tiap dokter/tukang gigi punya tarif masing-masing lah. yang pasti ga sampai jutaan lah ya seperti harga kawat, masih puluhan atau ratusan ribu gitu kali.
- biaya pengambilan tindakan awal atau persiapan sebelum pasang kawat
pasang kawat gigi tidak bisa asal-asalan langsung pantek sana pantek sini pake tang yah. emang pasang tiang bendera di pager depan rumah buat acara tujuh-belasan? #hihihi. perlu persiapan-persiapan dulu sebelum kawatnya bisa benar-benar dipasang dan bakal nangkring manis di gigi selama bertahun-tahun. seperti halnya biaya pemeriksaan awal di atas, biaya yang ini juga ada yang dibarengkan dengan biaya paket pasang kawat, ada juga yang bisa dibayar terpisah. lagi-lagi coba tanyakan langsung ke dokter/tukang gigi masing-masing yah. lalu apa saja persiapannya? mari kita lihat satu per satu.
yang paling utama sebelum kawat dipasang adalah gigi kudu bersih. artinya, gigi harus dalam kondisi bebas dari plak/karang gigi, kotoran, dan segala macam yang jorok-jorok di dalam rongga mulut. eh, tapi kan kita udah gosok gigi tiap hari? apa itu ga cukup? ya gak lah. yakin, gosok giginya sudah benar? yakin, semua sela-sela gigi sudah bebas plak? bo'ong banget, ga mungkin ada gigi yang bersih cemerlang cuma dengan sikat gigi tiap hari hehehe. apalagi mereka yang suka malas gosok gigi sebelum tidur, kepala nempel bantal langsung ngorok, beuh...jangan tanya!
lebih parah lagi mereka yang susunan giginya berantakan dan terlalu parah ga rapinya. akan banyak bagian-bagian yang sulit dijangkau sikat. akan ada bagian tersembunyi yang akan diisi oleh sisa makanan lalu mengeras menjadi plak meskipun oleh kita seringkali tidak terlihat ketika kita bercermin. plak tersembunyi ini yang harus dikikis habis dulu dan dibersihkan oleh dokter gigi dengan bantuan alat. sikat gigi saja tidak akan cukup untuk membersihkan plak, terutama yang sudah lama sekali tidak pernah ke dokter gigi, plaknya pasti sudah menahun dan karatan, hehehe.
kenapa plak harus dihilangkan sebelum pasang kawat?
supaya proses pengencangan, perapihan dan penarikan gigi nantinya menjadi optimal. sama lah seperti kalau mau tambal ban sepeda, kotorannya dibersihkan dulu kan? atau kalau mau memperbaiki keran air yang bocor dan kudu ganti pipa misalnya, kudu dibersihkan dulu kan? intinya semua proses perbaikan akan lebih efektif dan efisien hasilnya kalau obyek yang akan diperbaiki kondisinya bersih, begitulah kira-kira ;-p
lalu berapa biayanya?
lha masak ga tau sih. yang ga tau berarti ga pernah ngebersihin plak gigi secara berkala ke dokter gigi ya.. hayo ngakuuuu :-) idealnya sih plak kudu dibersihkan setiap 6 bulan sekali. kalau mau irit, ya paling ga setahun sekali lah. kalau udah umur 20 tahun atau 30 tahunan tapi ga tau harga ngebersihin plak di dokter gigi, wah kebangetan ini kondisi rongga mulutnya, pasti bau nafas buaya, hahahaha....
satu lagi persiapan yang kudu dilakukan adalah menyiapkan ruang untuk pengawatan. seberapa ruang yang dibutuhkan, tergantung dari hasil pemeriksaan awal dengan sinar-X di atas. dokter/tukang gigi harus mengambil keputusan mengenai hal ini setelah mempelajari anatomi gigi si pasien kasus per kasus. kan ga ada dua orang yang posisi giginya sama persis euy. anak kembar aja giginya pasti numbuhnya beda!
ada kasus di mana gigi yang berantakan masih bisa diatur ulang tanpa membutuhkan ruang tambahan jadi ga perlu pengurangan jumlah gigi tapi posisinya saja yang perlu ditata. ada juga yang kasusnya seperti aku di mana ruang rahangku terlalu sempit jadi seolah-olah jumlah giginya terlalu banyak, maka untuk penataan gigi dibutuhkan ruang ekstra jadi beberapa gigi harus dibuang supaya tersedia cukup ruang di rahang untuk penataan ulang. pembuangan gigi tentu saja harus melalui proses pencabutan, ga bisa pake sulap sim salabim abrakadabra gitu yah...:-)
tapi kan sayang giginya masih sehat tapi kudu dicabut? ga relaaaa.....
ya mau gimana lagi. kalau memang jumlahnya kebanyakan ya memang gigi sebanyak itu tidak kita perlukan. mending jumlah gigi utuh tapi ga rapi, apa jumlah gigi berkurang tapi rapi dan punya senyum menawan, hayooo? gimana sih tadi katanya pengin cakep! #halah
lagipula selama dengan jumlah gigi yang tersisa nantinya masih bisa menjalankan fungsi utamanya untuk mengunyah makanan, ya ga masalah meski total jendral gigi di rongga mulut bukan lagi 32! yang belum tahu kenapa kita punya gigi 32 buah, baca tulisan kawat gigi bagian 2 yah.
terus berapa biaya pencabutan gigi? tanya dokter gigi masing-masing. ada yang ngitung harganya per gigi, ada yang ngitung harganya per paket dengan pasang kawatnya. kalau diitung terpisah, ya paling ribuan sampai ratusan ribu, termasuk obat. karena setelah dicabut, kawat belum bisa langsung dipasang, kudu nunggu dulu pendarahan berhenti dan gusinya sembuh.
rata-rata jumlah gigi yang harus dikurangi jumlahnya genap, bisa 2, 4, 6 atau 8 dan seterusnya. kenapa begitu? supaya dengan pengurangan yang dilakukan posisi gigi yang tersisa tetap simetris, jumlah gigi sebelah kiri dan kanan, atas dan bawah tetap seimbang. kan ga lucu gigi depan dua buah yang gede itu tinggal satu di tengah-tengah #bayangin aja mukanya kalau senyum #hihihi
jenis gigi mana yang kudu dicabut juga harus diputuskan oleh dokter/tukang gigi. tapi ga mungkin gigi taring yang kena karena kita cuma punya 4, di kiri atas, kanan atas, kiri bawah dan kanan bawah. kalau ga punya taring, ga bisa ngunyah daging donk! yang vegetarian sih ga papa deh hehehe. yang paling umum dikorbankan sih gigi bungsu, geraham kecil dan geraham besar, karena kita punya banyak, 4 gigi bungsu, 8 geraham kecil dan 8 geraham besar.
gigi bungsu tumbuh paling akhir di bagian paling belakang, biasanya kalau usia sudah masuk 20-25 tahun meski beberapa nongol lebih awal atau telat. kebanyakan orang mengeluh sakit gigi ketika gigi ini numbuh. rata-rata sih karena ruangnya tidak cukup jadi keempat gigi ini nyodok ke gusi atau gigi di depannya. bukannya bermanfaat, gigi bungsu kebanyakan malah biang keladi sakit gigi. jadi mending dibuang saja lah ya, daripada bikin susah, hehehe...
tapi ada juga sih yang gigi bungsunya tumbuh dengan sempurna. sementara untuk jenis geraham kecil dan besar, karena fungsinya sebagai alat pengunyah utama, biasanya dokter lebih cenderung membuang yang kecil, karena geraham besar kita butuhkan agar area kunyah tetap luas. dengan pengurangan jumlah gigi, maka sekarang proses penataan gigi bisa dimulai, yaitu dengan pemasangan kawat gigi.
- biaya kawat gigi
kawat gigi ada banyak macam dan kualitasnya. dari yang paling murah, ke yang paling mahal. dari yang model biasa dan berwarna khas kawat yaitu gelap, sampai ke yang berbahan keramik sewarna dengan warna gigi alami dan ada juga yang berbahan bening transparan. tentunya untuk pemilihan jenis kawat dan harganya, tergantung tebal dompet masing-masing ya :-)
daftar jenis kawat gigi di bawah ini adalah jenis kawat yang aku tahu dan sempat aku pelajari sebelum aku pasang kawat gigi dulu, dan jenis-jenis ini ditawarkan di inggris, bukan di indonesia. beberapa merek mungkin juga tersedia di indonesia sih, kalau memang ada tersedia kenapa nggak, tapi aku ga berani jamin yah.
untuk jenis-jenis yang dipakai di indonesia, silakan ditanyakan ke dokter/tukang gigi masing-masing, beserta contohnya. biasanya mereka punya alat peraga untuk masing-masing jenis kawat gigi. bentuknya seperti apa, warnanya apa, aksesorisnya apa saja, dan harganya berapa, pasti koleksi mereka komplit deh. jangan ragu-ragu juga bertanya apa kelebihan dan kekurangan tiap-tiap merek kawat gigi. jangan seperti beli kucing dalam karung yah, kita kudu paham dan mengerti setiap detil kawat yang akan kita pakai sebelum proses pemasangan dimulai. kalau terlanjur asal milih jenis kawat yang salah, menyesal di kemudian hari kan cuma bisa garuk-garuk tembok :-D
untuk bahan referensi saja, beberapa jenis kawat gigi yang aku tahu adalah sebagai berikut:
ini adalah jenis yang aku pakai. kenapa aku pilih yang ini? simpel saja sih, karena bracket/behel-nya berbahan keramik transparan atau bening, jadi ga begitu kelihatan kalau kita lagi pakai kawat. di umurku yang sudah ga muda lagi, rasanya koq gimanaaaa gitu masih harus menjalani perawatan gigi. ketauan pas kecil/mudanya miskin ga punya duit hahahaha. harga yang ini memang agak mahal sih, karena demi 'ga kelihatan' behel-nya itu tadi jadi rata-rata merek serupa yang 'menjual' behel transparan (masih banyak behel transparan merek lain yang ada di pasaran tentunya, ini hanya salah satu contoh), biasa memang pasang harga tinggi.
sebelah kiri adalah behel gigi biasa, yang bening sebelah kanan adalah behel ICE
mau tau harga di inggris? ga rahasia koq harganya, di internet juga bisa di-google pasang kawat di inggris ongkosnya berapa, karena rata-rata memang segitu, kurang lebih £3000-an. kalau dirupiahin, mau pake kurs yang berapa nih? kalau kurs yang sekarang sih jatuhnya 45 juta, kalau kurs yang dulu pas aku baru pasang, jatuhnya masih 52.5 juta. mahal? ya memang. tapi harga segitu sudah termasuk semua-mua paket komplit sampai selesai perawatan dan pasien dijamin puas, ga pake ada biaya tambahan dan tersembunyi lagi. selain itu, pilihan yang lebih murah juga tidak ada. jadi aku mentok antara pasang kawat di inggris kudu bayar mahal, atau pulang indonesia tapi perawatannya bolak-baliknya nanti gimana donk.
wuidih berarti tajir donk ya punya duit segitu buat dipake pasang kawat gigi doank? err... ya ga juga sih. pertama, aku kan kerja di inggris, kedua gajiku poundsterling jadi jangan diitung rupiahnya, dan ketiga, biaya pasang kawat itu juga ga dibayar kontan di muka koq, ada pilihan bisa dicicil bulanan dengan uang muka 20%. kalau bayar kontan di muka malah dapet diskon 5%. karena aku memang bukan golongan kaum tajir, ya aku nyicil donk, itung-itung nabung kan, demi mimpi pengin punya gigi rapi. namanya pengin mengejar mimpi ya perlu pengorbanan, termasuk bayar kawat gigi tiap bulan hihihi.
kalau ga diniatin begini ya memang ga akan kesampaian sih, maju mundur doank ga yakin bisa bayar apa ga. apalagi kalau pake nunggu punya duit segitu buat bayar kontan, kebutuhan yang lain pan juga banyak dan ga ada yang murah di sini. mending kalau konglomerat atau tajir tra-la-la kaya raya seperti para pejabat ngehe di indo gitoh, yang hartanya milyaran-trilyunan meski gaji resminya cuma di bawah 10 jutaan hehehe, duit 50 juta mah cuma seujung kuku :-) *masih terkaget-kaget kemarin lihat slip gaji pokok resmi gubernur dan wagub DKI yang cuma 4 jutaan sebulan! untung pakdhe jokowi dan koh ahok anti-korupsi*
mau korupsi kayak para pejabat ngehe itu, koq ya ga ada yang bisa dikorupsi, mau nunggu duit sogokan/suapan koq ya ga ada yang nyuap, mau mark-up anggaran juga anggaran apaan yang bisa di-mark-up, mau nunggu uang komisi juga komisi dari siapa, mau maen kong-kalikong sama pejabat biar dapet duit sabetan tapi koq ya bukan orang bisnis. jadi daripada ikutan jadi ngehe, ya mending nyari duit halal saja nunggu akhir bulan gajian baru bisa nabung kalau ada sisa. yang paling penting kan gigiku dijamin halal #hihi #eh lha koq malah curhat :-D
kalau di indonesia ada yang menawarkan jenis ICE juga, kurang tahu dipasang harganya berapa. kemungkinan besar sih pastinya lebih murah ya karena bayar dokter/tukang giginya kan lebih murah di sana. yah, bisa jadi 20-30 jutaan lah ya. nah, udah ada segitu belum tabungannya? atau tanya aja apa bisa dicicil bayarnya setiap bulan? siapa tahu bisa, kan lebih enteng beban finansialnya :-)
ini adalah penataan gigi tanpa proses pengawatan atau tanpa behel. harusnya sih ga termasuk di tulisan ini ya. tapi aku cantumkan juga sebagai bahan pertimbangan, karena aku dulu juga sempat tertarik untuk nyoba metode yang ini meski akhirnya tidak bisa dipakai untuk kasusku. kelebihan merek ini adalah sama dengan ICE, yaitu transparan tapi tanpa kawat. proses pengencangan dilakukan dengan pemasangan cetakan gigi yang diganti secara berkala sesuai dengan perencanaan penataan giginya. jadi cetakan dibuat semakin mengecil untuk memaksa gigi bergerak menurut cetakan yang telah diukur, dibuat, dan dimodifikasi.
invisalign |
kekurangan merek ini, selain bisa dicopot pasang sendiri alias tidak permanen seperti jenis yang pakai behel jadi kalau tidak disiplin perawatan akan lama dan kemungkinan gagal tinggi, juga tidak bisa dipakai untuk kasus yang agak berat dan berat. merek ini cuma bisa dipakai untuk kasus ringan saja, seperti gigi agak tidak rata sedikit, atau agak gingsul sedikit, cuma 1-2 gigi saja yang bermasalah sementara gigi-gigi yang lain memang sudah rapi. dulu kasusku termasuk agak berat karena aku tonggos, jadi ga mungkin bisa berhasil dirapikan dengan invisalign. kalian juga jangan asal milih ini ya, memang kelihatannya menjanjikan tapi mungkin sulit dan lama untuk mencapai hasil yang kita idam-idamkan.
berapa harganya? kata website-nya sih berkisar antara 27 juta sampai 37.5 juta untuk perawatan di inggris. kalau ada yang menawarkan di indonesia, logikanya sih lebih murah dari harga ICE. kita misalkan 15-25 jutaan lah ya :-)
sistem damon
merek ini juga menawarkan jenis behel transparan, tapi dulu sekitar akhir 2008 awal 2009 yang ditawarkan ke aku masih yang model lama sih yaitu berwarna kawat biasa (gelap kayak warna besi gitu). eh sekarang rupanya mereka sudah ganti behel dari besi ke behel berbahan bening, mirip-mirip ICE. saingan bisnis kali ya karena ICE yang bening laris manis jadi si damon ikut-ikutan hehehe.
perbandingan behel biasa (kiri) dengan sistem damon (kanan) - source
damon system lama (warna besi) dan yang baru (bening) - source
bedanya sistem damon dan ICE, kalau damon tidak pakai karet pengencang, cukup dengan model klip yang bisa dibuka tutup, sementara model ICE masih pakai karet transparan jadi pengencangan dilakukan dengan mengganti karet lama yang sudah molor dengan karet baru yang kencang. kalau dulu pas aku baru pasang jenis damon ini sudah ada yang bening sih aku pasti pilih damon saja (harga sama), karena ganti-ganti karet kan ribet hehehe. yang ngeganti juga ortho-nya sih padahal ;-p
di website damon amerika, harga yang ini dipatok antara $3,800 - $8,000 atau 37 - 78 juta rupiah pakai kurs hari ini. gubrag muahal kali di amrik sana ya paket pasang kawat gigi. bisa buat beli mobil atau rumah tuh duit segitu yah. buset dah! di inggris karena dulu aku sempat ditawari juga dengan harga yang sama dengan ICE, ya paling sekarang juga masih segitu. kalau di indonesia jatuhnya berapa donk ya? pembaca kawat gigi 2 ada yang bilang indonesia menawarkan sistem damon juga sih, mungkin ya sama lah ya sekitaran harga ICE di atas. beuh, muahal ya rek!
kawat gigi tradisional/jenis biasa
kawat gigi tradisional/jenis biasa
di inggris, jenis inilah yang dipakai untuk perawatan gigi anak-anak karena gratis dan dibiayai oleh negara. mungkin karena harganya juga lebih murah ya, negara ga mau rugi hehe. di sini anak sampai umur 18 tahun atau yang masih sekolah memang tidak perlu bayar perawatan gigi, seperti sudah kutulis di atas makanya orang sini giginya cakep-cakep karena dirawat sejak kecil - kecuali yang ortunya ga perhatian dan malas ngurus gigi anaknya - ada juga lho yang begitu. kalau sudah dewasa dan butuh perawatan gigi, baru deh diwajibkan bayar, kecuali urusan penyakit biasa lain di rumah sakit.
sayangnya di inggris kalau untuk orang dewasa tidak diperbolehkan memilih jenis yang ini meskipun pertimbangan utamanya harganya akan lebih murah dibandingkan merek-merek bening yang sudah aku sebutkan di atas. jadi orang dewasa yang mau pasang kawat tetep kudu bayar, perampokan ini mah yah? mau irit ga bisa! beuh...
kalau misalnya aku tetep mau pasang kawat gigi jenis ini ya kudu balik ke indonesia dulu. malah mahal di ongkos pesawat entu mah ya :-) kekurangan jenis yang ini, tidak ada pilihan jenis behel transparan, jadi kelihatan bener kalau lagi pakai kawat gigi. karena modelnya juga tradisional, aksesorisnya juga aksesoris lama berupa karet gelang, yang biasanya kalau dipakai anak-anak malah mereka milih yang warna-nya macam-macam kayak pelangi itu, hehehe. contohnya seperti ini:
nah, bagi kalian yang masih pikir-pikir soal biaya dan dompetnya masih terbatas, pilihan untuk pasang kawat jenis biasa ini mungkin yang paling masuk di akal ya, karena harganya lebih terjangkau. sayangnya aku ga tau berapa ongkosnya di sini, tapi kalau di indonesia sih aku punya beberapa referensi.
dulu sekitaran tahun 2004-2005 aku pernah nanya ke dokter gigi rumah sakit swasta di lippo cikarang (dekat tempat aku kerja), ongkos pasang kawat waktu itu kira-kira 10 jutaan. terus di sekitaran tahun yang sama, seorang teman dekatku pasang kawat di daerah jakarta barat, dia cuma kena 7 jutaan. ada lagi temannya teman yang pasang kawat tetapi ditangani oleh mahasiswa dokter gigi yang magang (katanya) di daerah jakarta pusat, bisa dapet lebih murah karena untuk bahan praktek hehehe. dia cuma bayar 5 jutaan. sekarang udah 7 tahun berlalu, ga tau juga sih harga-harga itu menjadi berapa.
yang pasti sih, jenis kawat yang dipakai ya jenis tradisional ini (pilihan paling ekonomis). satu lagi, ada cerita juga dari mereka yang pasang kawat di tukang gigi amatir hanya perlu bayar antara 3-4 juta rupiah saja lho. nanti kita bahas lagi ya di bawah apa bedanya tukang gigi profesional dan amatir serta untung ruginya.
kalau di sini harga yang dibayar adalah harga paket all in one, aku kurang tahu di indonesia setiap kali cek-up dan pengencangan apakah sudah termasuk di harga awal atau harus bayar lagi-bayar lagi. untuk pastinya, mintalah rincian di awal sebelum memutuskan, supaya tidak merasa tertohok di kemudian hari dan harus keluar biaya ekstra untuk keperluan ini itu lagi yang tadinya tidak masuk pertimbangan ketika memasang kawat untuk pertama kali. tetap hati-hati dan waspada sebelum mengambil keputusan adalah langkah yang paling aman, ya toh :-D
- biaya aksesori penunjang
kawat gigi tidak hanya sekali dipasang langsung beres. ada beberapa aksesori yang kudu diganti secara rutin setiap kali kita cek-up. aksesori penunjang ini antara lain:
- biaya aksesori penunjang
kawat gigi tidak hanya sekali dipasang langsung beres. ada beberapa aksesori yang kudu diganti secara rutin setiap kali kita cek-up. aksesori penunjang ini antara lain:
- karet pengencang, pada jenis kawat gigi model ICE dan tradisional, dibutuhkan penggantian karet atau elastis secara berkala agar proses perapihan gigi berjalan sesuai yang direncanakan
- lilin, berfungsi untuk ditempelkan di bagian kawat yang bergesekan dengan gusi atau bagian dalam rongga mulut, supaya menghindari terjadinya iritasi yang berujung pada terbentuknya sariawan
- kawat kaitan untuk pemasangan karet tambahan jika diperlukan, biasa fungsinya untuk mempercepat penutupan celah yang cukup lebar setelah pencabutan
- sikat gigi khusus, berfungsi untuk menyikat permukaan gigi secara optimal, biasanya bagian tengahnya dipangkas untuk memudahkan pembersihan sehari-hari pada gigi yang sudah dipasangi kawat
- pembersih gigi, bentuknya seperti sikat hanya ukurannya sangat kecil dan ujungnya lancip, berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian kawat gigi yang tidak mungkin terjangkau oleh sikat gigi
- benang gigi, berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi berkawat sehingga memperlambat proses pembentukan plak dan karang gigi
- karet pelindung ketika berolah raga, bentuknya seperti retainer atau penyangga gigi tetapi terbuat dari bahan seperti karet yang fungsinya untuk melindungi gigi beserta kawat dari benturan selama menjalankan aktivitas olah-raga, terutama jenis olah raga yang membutuhkan adu fisik
- dan masih banyak lagi aksesoris lain baik yang sangat diperlukan maupun yang kurang begitu diperlukan dan tidak kita butuhkan pada kondisi tertentu
kebanyakan sih biaya aksesori ini sudah termasuk dalam harga perawatan, tetapi seperti pelindung untuk berolah raga sepertinya harus dibeli secara terpisah. harga aksesoris-aksesoris ini semestinya sih ga mahal ya, karena memang selain ukurannya kecil-kecil juga bahannya biasanya murah karena sekali pakai dibuang seperti contohnya karet atau elastis. yah paling cuma puluhan ribu rupiah lah ya.
- biaya perawatan berkala/ pengencangan
selain sistem damon yang memang tidak membutuhkan karet elastis, sistem-sistem yang lain tetap memerlukan elastis untuk proses pengencangan serta perlu juga penggantian kawat dengan diameter bervariasi secara berkala sesuai perencanaan penataan gigi. penggantian karet dan kawat ini dilakukan secara rutin, kalau aku dulu sih setiap 5-6 minggu sekali, supaya proses penataan berjalan efektif dan efisien. pemakaian elastis yang terlalu lama tidak efektif karena dengan bertambahnya waktu lambat laun karet elastis kan jadi kendor. sehingga fungsi utamanya untuk menarik gigi menjadi berkurang. kalau keseringan diganti juga dokter/tukang giginya ogah, karena waktu mereka kan mahal sekali per jam-nya hehehe.
- biaya perawatan berkala/ pengencangan
selain sistem damon yang memang tidak membutuhkan karet elastis, sistem-sistem yang lain tetap memerlukan elastis untuk proses pengencangan serta perlu juga penggantian kawat dengan diameter bervariasi secara berkala sesuai perencanaan penataan gigi. penggantian karet dan kawat ini dilakukan secara rutin, kalau aku dulu sih setiap 5-6 minggu sekali, supaya proses penataan berjalan efektif dan efisien. pemakaian elastis yang terlalu lama tidak efektif karena dengan bertambahnya waktu lambat laun karet elastis kan jadi kendor. sehingga fungsi utamanya untuk menarik gigi menjadi berkurang. kalau keseringan diganti juga dokter/tukang giginya ogah, karena waktu mereka kan mahal sekali per jam-nya hehehe.
kecuali kalau setiap kali cek-up untuk ganti karet dan kawat kita kudu bayar lagi, bisa-bisa malah ini jadi modus bagi si dokter untuk mengganti karet/kawat terlalu sering yah, supaya uang yang masuk juga lebih banyak kan hehehe #berprasangka buruk
standarnya sih 5-6 minggu untuk cek-up. kalau diminta datang lebih sering dari itu karena setiap kali cek-up kudu bayar, harusnya kita curiga tuh. tetapi juga sebaliknya, kalau semua cek-up sudah termasuk diitung dengan biaya pasang kawat, alias all-in-one, pemeriksaan rutinnya jangan terlalu dimolor-molorin, misalnya baru disuruh datang setiap 2 bulan sekali atau lebih. itu sih jadi bikin tambah lama proses penataan giginya.
sekali lagi, tanyakan secara rinci ke mereka, proses pengencangan rutinnya nanti setiap berapa minggu sekali, dan apa saja yang butuh diganti. lalu biaya cek-up-nya sudah termasuk atau tidak, apakah ada biaya tambahan lagi, kalau ada untuk bayar apa, dll. cerewet aja deh pokoknya, pan duit-duit kita juga, nyarinya juga ga gampang ;-p
- biaya perbaikan emergency /darurat
jujur kacang ijo, aku ga pernah ngalamin ini selama 2.5 tahun pakai kawat gigi. tapi selalu ada saja cerita yang kudengar dari mereka yang pakai kawat, kalau kawatnya patah lah, atau karetnya copot sendiri lah, ada yang tertelan lah (serius!!!), bahkan ada juga yang 1-2 behelnya (yang nempel di gigi itu) rusak atau hilang! kalau aku dengar cerita semacam ini aku cuma bilang, "ga pernah pengalaman kayak gitu tuh, koq bisa yah..."
tapi ya, setiap kejadian kan pasti ada sebab musababnya, ya kan. menurutku sih, kerusakan atau hilangnya komponen kawat gigi ketika dipakai disebabkan oleh dua hal. pertama, perlakuan kita terhadap kawat gigi yang kita pakai. kedua, kualitas bahan dari jenis kawat gigi yang kita pakai.
ketika kita memutuskan untuk memakai kawat gigi, kita juga harus berkomitmen untuk melakukan perawatan. setelah kawat dipasang, biasanya dokter/tukang gigi akan menjelaskan bagaimana cara merawat kawat gigi kita dengan disiplin, baik dan benar. ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari seperti makanan yang terlalu keras (batu-batuan hahaha), makanan yang terlalu lengket seperti permen dan karamel, atau minuman yang bersoda, karena makanan dan minuman ini akan berpengaruh terhadap kondisi kawat dan aksesorisnya.
kalau kita tidak disiplin dan memilih melanggar nasehat dokter ya terjadilah kerusakan-kerusakan seperti yang kusebut di atas. ketika aku pakai kawat, aku bahkan pantang makan semua jenis makanan yang dimasak menggunakan kunyit atau safron yang dipakai di menu eropa! alasannya karena warna kuningnya akan lengket permanen di karet elastisku yang harusnya berwarna bening. disikat-pun ga akan hilang, tau sendiri kan kunyit kalau kena baju saja ga bisa hilang dengan cuma dicuci. kalau terlanjur ya kudu nunggu sampai cek-up berikutnya ketika semua karet diganti baru. sebelum itu ya terpaksa kalau senyum giginya kelihatan kuning dari warna karet tadi!!! #hiiii jijay ah
selain jaga makan minum, kebersihan kawat juga harus dijaga. karena bersih tidaknya kawat gigi yang kita pakai mencerminkan bersih tidaknya rongga mulut kita. kalau pakai kawat tapi malas sikat gigi ya jorok banget atuh, mana sisa makanan sekarang jadi gampang nyelip di antara behel juga kan. pasti mulutnya jadi tambah bau #huhuhu. sikat giginya juga jadi butuh waktu lebih lama kalau pakai kawat gigi, karena posisi nyikat jadi aneh, sela-sela yang kudu dibersihkan tambah banyak, jadi ga bisa cuma sikat gigi 1-2 menit langsung kabur seperti sebelum pasang kawat.
nah, kalau semua nasehat dan disiplin ini sudah dijalankan tapi koq ya masih ada kerusakan pada behel, yang copot-lah, yang patah lah, karet lepas, hilang, kawat patah dll, ya berarti kita salahkan saja kualitas bahan kawat gigi dan aksesorisnya. behel copot bisa karena pelekatan ke permukaan giginya kurang bagus, atau lem yang dipakai kurang kuat, behel rusak/gompel bisa jadi bahannya yang gampang retak, kawat patah bisa jadi karena bahan kawatnya mudah retas, karet lepas bisa jadi karena elastisitasnya mudah kendur, karet hilang atau tertelan bisa jadi yang pakai kawat lagi kelaperan hahahaa
lalu berapa biaya untuk perbaikan? ga tau sih, kan dah kubilang aku ga pernah ngalamin yang kayak gini. tapi kalaupun dulu pas aku pakai kawat sempat kejadian, karena semua biaya sudah all-in-one, aku tidak perlu bayar lagi jika ada kerusakan ketika perawatan sedang berjalan. kalau di indonesia gimananya, perlu ditanyakan dulu di awal sebelum pasang kawat ya, supaya tidak merasa dirampok di tengah jalan kalau tiba-tiba harus bayar lagi kalau ada yang copot atau rusak, entah karena sebab yang mana.
- biaya retainer /penyangga gigi
setelah melewati masa pemakaian yang relatif cukup lama, rata-rata dari 1.5 tahun sampai ada yang 3-4 tahunan tergantung kasus berat ringannya gigi yang bermasalah, maka di akhir pemakaian behel akan dicopot. setelah itu, perlu memakai retainer yang detilnya akan kujelaskan di bawah. apakah biaya retainer juga termasuk? kalau all-in-one iya, kalau di indonesia perlu ditanyakan lagi yah. lalu kalau retainer-nya hilang (karena bisa dicopot pasang, suka lupa ketinggalan di toilet umum misalnya), apakah perlu bayar lagi kalau minta ganti yang baru? ini juga perlu ditanyakan.
retainer-ku pernah hilang sekali. entah aku tinggal di mana. pada kasusku, penggantian pertama ga perlu bayar. tapi kalau hilang lagi, penggantian kedua bayar £100 atau sekitar 1.5 juta rupiah. untung yang kedua ga hilang-hilang lagi sampai selesai pakai. dianggurin tuh di rumah karena aku sudah ga perlu pakai lagi sekarang :-)
- harus nabung berapa?
wuihhh, puanjang ya postingannya, padahal ini baru separo lhoh, masih banyak yang kudu dibahas. dibikin jadi buku aja apa ya hahaha...
nah, sekarang setelah baca uraian panjang lebar di atas, pertanyaan yang muter-muter di kepala adalah, harus nabung berapa nih supaya bisa segera pasang kawat gigi? jawabnya ya ditotal jendral saja semua komponen yang kudu kita bayar tadi. yang mana yang termasuk dan mana yang tidak, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter masing-masing. yakin deh, tiap dokter harganya beda, cara bayarnya beda (kontan atau boleh nyicil, kena bunga berapa kalau nyicil), komponen mana yang termasuk pembayaran awal, mana yang harus bayar lagi juga beda-beda. buat rincian saja sedetil-detilnya kalau konsultasi di awal sebelum pasang, jadi semua jelas dan tidak membuat serangan jantung di kemudian hari hehehe
3) memilih tukang gigi (orthodontist) dan dokter gigi (dentist)
setelah jelas mengenai biaya, sekarang mari kita bahas mengenai tukang giginya. supaya ga bingung, kita bedakan dulu ya definisi masing-masing jenis pekerjaan. dokter gigi bahasa inggrisnya disebut dentist. pekerjaannya berhubungan dengan masalah kesehatan gigi, penyakit gigi dan kebersihan rongga mulut (meski di inggris profesi yang paling akhir ini ada sebutan-nya lagi tersendiri yaitu oral hygienist). tapi yakin sih di indonesia pasti dokter gigi juga merangkap oral hygienist ya, belum pernah dengar ada profesi tersendiri.
lalu profesi yang hanya ngurusi soal penataan struktur gigi yang bermasalah, disebutnya orthodontist (ortho) atau aku terjemahkan menjadi tukang gigi (sebelum terlalu jauh, mari kita bedakan antara tukang gigi profesional yang kita sebut ortho, dan tukang gigi amatiran -yang praktek di pinggir jalan itu lhoh- sebagai amatir yah). profesi ortho di inggris tidak melakukan pencabutan gigi, tidak ngurus gusi bengkak, tidak ngurus gigi bolong, tidak ngurus kebersihan rongga mulut. mereka cuma utak-atik kawat gigi dan utak-atik menata gigi, itu saja.
di indonesia nih yang aku tahu, banyak dentist yang merangkap profesi menjadi ortho juga. salah satunya adalah yang sempat aku datangi di lippo cikarang dulu itu. otomatis mereka juga merangkap sebagai oral hygienist juga ya. wuih profesi 3 orang di inggris diborong jadi satu ya di indonesia hehehe. tapi banyak juga dentist/dokter gigi yang ga bisa/ga boleh pasang kawat, seperti dokter gigiku dulu di cikarang, karena memang tidak bersertifikat untuk melebarkan profesi menjadi ortho. kan perlu belajar dan ujian lagi pastinya kalau mau rangkap profesi.
firasatku nih, justru di indonesia yang berprofesi murni sebagai ortho profesional saja malah ga ada yah (seperti ortho-ku di inggris sini) - ada malah ortho amatir pinggir jalan itu. rata-rata di indonesia pasti pada rangkap profesi dari dokter gigi, lalu sekolah lagi dan bersertifikat menjadi ortho, jadi bisa praktek dobel. jadi adanya dokter gigi saja (tidak bersertifikat untuk pasang kawat), dokter gigi yang merangkap ortho, dan ortho amatir pinggir jalan tadi :-D
karena pilihannya ternyata cuma ada dua, antara pasang kawat ke dokter/ortho atau ke ortho amatir, tentunya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.
kalau mau yang hasilnya terjamin pasti dan puas, pilihlah yang profesional (dokter/ortho). konsekuensinya, ya bayar agak mahal lah. pan sekolah dokter gigi juga ga murah hehehe. kalau mau murah meriah dan tidak berharap banyak dengan kualitas akhir, ya boleh lah nyoba yang di pinggir jalan itu. aku sendiri kurang tahu dan ga pernah tahu para tukang gigi amatir yang buka praktek di pinggir jalan ini status resminya bagaimana.
apakah mereka pernah kuliah kedokteran gigi? apakah mereka cuma kursus pasang bongkar kawat gigi? apakah mereka menjalani ujian dulu sebelum buka praktek dan punya sertifikat dari dinas kesehatan? apakah peralatan mereka lengkap, ada sinar-X, ada alat pencetak gigi, ada komputer untuk merancang pergerakan gigi? apakah mereka bisa diandalkan dan dipercaya? apakah mereka legal secara hukum? ga tauuuuuu #hehehe
yahhh, masa jawabnya gitu... oke deh, aku google bentar yah, belajar dulu. eh, nemu dua tautan ini (link 1 dan link 2), masih baru sih ini berita tahun kemarin, jadi ga basi-basi banget lah. aku rangkum saja yah beritanya. para tukang gigi amatir ini buka praktek resminya harusnya cuma untuk membuat gigi palsu saja, saudara-saudara. tapi pada kenyataannya, ternyata-oh-ternyata, mereka juga menawarkan jasa nambal gigi, cabut gigi, dan pasang behel! jadi mereka itu tidak hanya ortho amatiran, tapi juga merangkap profesi sebagai dentist dan juga ortho profesional haha, hebat sekali! tanpa kuliah kedokteran gigi lho ini :-)
tapi sejak pertengahan tahun lalu, rupanya dinas kesehatan indonesia mulai melakukan penertiban. bagus deh. dinas kesehatan mengeluarkan larangan bagi para tukang gigi amatir ini untuk buka praktek secara ilegal dengan menawarkan jasa-jasa yang mereka tidak punya keahlian untuk melakukannya. larangan tersebut adalah sebagai berikut (aku kopas dari salah satu berita):
1. dilarang melakukan penambalan gigi dengan tambalan apapun
2. dilarang memasang gigi tiruan cekat, mahkota
3. dilarang menggunakan obat-obatan yang berhubungan dengan tambalan tetap atau sementara
4. dilarang melakukan pencabutan gigi dengan atau tanpa suntikan
5. dilarang melakukan tindakan medis
6. dilarang mewakilkan pekerjaan pada siapapun
eh tapi kalau dipikir-pikir lagi kesian juga sih. mereka juga ternyata protes dan melakukan demo karena keluarnya larangan dari pemerintah tersebut. beberapa memang sudah sangat mengandalkan pengalamannya yang berpuluh-puluh tahun dan mengklaim tidak ada keluhan dari pasien meskipun dia sebenarnya bukan dokter tapi melakukan tindakan medis. yah susah juga kalau begini. jasa mereka kan murah dan terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. kalau mereka dilarang beroperasi, ya kesian masyarakat miskin kan, mana mampu mereka berobat ke dokter gigi beneran. mahal bok!
tapi kalau dibiarkan, masyarakat miskin juga yang harus menanggung resiko jika terjadi mal praktek karena penanganan kesehatan gigi dilakukan oleh amatir yang tidak berpengetahuan dasar kedokteran gigi atau ortho profesional. maju kena mundur kena deh! pasang behel di tukang gigi amatir ini murah sih, aku dah sebut ya di atas, cuma sekitaran 3 - 4 jutaan saja (kata temen). lalu bagaimana masalah kualitas? nah ini yang aku mau cerita dikit.
berdasarkan pengalaman temanku tadi, jenis behel yang dipasang memang jenis yang murah meriah. terus katanya, kalau kontrol ga perlu repot datang ke tempat praktek. bahkan dia bilang, kita boleh beli aksesoris seperti kawat dan karet elastis berbagai jenis dan ukuran, supaya kita bisa mengganti kawat dan elastis sendiri di rumah. do-it-yourself gitu deh. harga aksesoris ini juga murah meriah. tapi kata dia juga, meski udah pakai behel selama hampir 4-5 tahun, prosesnya berjalan sangat lambat sekali, dan hasil akhirnya juga kurang memuaskan tentu saja.
bisa nebak kan sekarang kenapa? hehehe. curigaku sih, karena tukang amatir ini alatnya kurang lengkap, mereka agak kesulitan melakukan penataan gigi seperti halnya yang dilakukan ortho-ku yang menggunakan bantuan komputer canggih dengan tingkat presisi tinggi untuk mendesain ulang posisi gigi-gigiku. jika behel tidak dilem di titik yang tepat di tiap-tiap gigi (titik berat permukaan), maka proses penarikan gigi tidak akan sempurna. nah, kalau tukang amatir pakai ilmu kira-kira, ya mungkin rapi tidaknya hasil akhir juga kira-kira lah ya.
tapi ya ga bisa protes juga sih, wong ya dari awal pasang kawat bahan yang dipakai dan penanganannya tidak dilakukan oleh seorang profesional, ya hasilnya kurang profesional juga. kalau kitanya merasa hepi-hepi saja dengan hasilnya yang ga begitu bagus sih, ya monggo silakan pakai jasa tukang gigi amatir ini.
woahhhhh *tepok jidat*, tiba-tiba jadi inget postingan lamaku sinis bin nyinyir, di mana aku nulis cerita tentang seorang 'mantan' teman (kubilang 'mantan' karena aku dimusuhi dan ga disapa lagi lho sekarang wuahahaha) - teman ini bukan yang cerita soal do-it-yourself di paragraf di atas yah, ini teman yang lain lagi - yang sempat mengatakan hal-hal yang kurang mengenakkan di telingaku ketika aku baru pasang kawat gigi. aku tadinya ga berprasangka buruk ketika ia mengatakan hal itu, tapi baru sekarang aku sadar!!! doh, kenapa ga dari dulu-dulu ngeh-nya. jadi dia bilang gini, kawat gigiku ga akan berhasil, karena dia aja udah pernah pakai 5 tahun tapi gagal (tetep tonggos), karena dia mengkategorikan umur kami berdua sudah terlalu tua untuk merapikan gigi! beuh....
sekarang aku yakin seyakin-yakinnya, dia dulu pasti pasang behel-nya di salah satu tukang gigi amatir pinggir jalan ini, ya pantesan sampe pake 5 tahun masih gagal pulak huahahahahahaa....aku kan pasangnya di ortho profesional di inggris, bayarnya mahal, behelnya jenis mutakhir, cuma butuh 2.5 tahun saja, kualitasnya terjamin dan bergaransi. lihat donk hasil akhirnya sekarang di postingan kawat gigi 2 :-D #masih dendam lhoh aku, jahat yah #yoben #sape suruh ganggu macan hamil ..eh macan tidur ;-p
4) setelah copot kawat gigi, lalu apa?
pakai retainer!
ada satu pertanyaan dari pembaca kawat gigi 2, yang menanyakan bisakah posisi gigi kembali ke posisi semula setelah kawat gigi dicopot? jawabnya bisa, dan ini harus dicegah! makanya setelah kawat dicopot, wajib pakai retainer. apa itu retainer, apa fungsinya dan apa konsekuensinya kalau tidak rajin dipakai? mari kita bahas. ini bahasan terakhir ya, sudah kepanjangan kesian mata kalian baca tulisan banyak-banyak, pasti sudah pada berair matanya sekarang hehehe.
retainer adalah alat buatan (bentuk fisiknya mirip-mirip gigi palsu gituh), yang fungsinya untuk menahan posisi gigi supaya tidak bergerak dan tetap pada tempatnya. biasanya dipakai sebelum (jarang denger sih) dan sesudah perawatan gigi untuk membantu proses penataan posisi gigi. kalau tidak pakai alat ini, posisi gigi yang sudah rapi setelah pemakaian kawat gigi yang cukup lama, dikhawatirkan gigi bisa kembali ke posisi semula.
aku sebenarnya sudah bahas sedikit sih di komen postingan sebelumnya menjawab pertanyaan salah satu pembaca mengenai konsekuensi kalau retainer tidak dipakai dengan disiplin. tapi ga papa aku ulas lagi sedikit ya meski isinya ga beda jauh.
setelah kawat gigi dicopot, tergantung masing-masing orang, gigi ada yang bergerak kembali ke posisi semula dengan cepat, ada yang lambat, tapi ada juga yang tidak bergerak lagi alias posisinya sudah permanen ga berubah-berubah lagi (tetep rapi), karena kondisi gusi dan jenis gigi tiap individu berbeda-beda, ada yang kuat ada juga yang gampang goyah. mereka yang memiliki kondisi gusi kurang sehat karena sesuatu dan lain hal sehingga gigi-giginya gampang goyah, setelah copot kawat gigi kemungkinan giginya untuk balik lagi ke posisi awal lebih besar daripada mereka yang bergusi sehat dan bergigi kuat. untuk mencegah posisi gigi yang sudah selesai dikawat kembali ke posisi semula, setelah perawatan selesai pasien diwajibkan memakai retainer.
jenis retainer setahuku sih cuma ada dua macam, harganya juga beda. jenis yang tradisional bentuknya plastik berkawat bisa dipasang copot, dan mirip gigi palsu. kalau dipakai plastik penyangganya nempel di langit-langit mulut. fungsi kawat itu untuk menahan posisi keseluruhan gigi supaya tidak gerak ke mana-mana lagi setelah dirapikan dengan kawat gigi selama kurun waktu tertentu. contoh gambarnya seperti ini.
model yang kedua adalah model moulding/cetakan seperti punyaku. model ini jika dipasang ke gigi seperti pasang sarung bantal gitu deh, tinggal didorong ke arah gigi lalu klik, nempel deh (mirip penataan gigi dengan metode invisalign). dan karena rata-rata bahannya transparan/bening, jadi ga kelihatan kalau kita sedang pakai retainer. contoh gambarnya seperti ini.
pemakaian retainer lamanya bervariasi, kembali lagi tergantung kondisi gigi dan gusi si pasien. seorang temanku ada yg kudu pakai retainer sampai tahunan tapi giginya tetap gerak lho, berusaha balik lagi ke posisi semula. sementara di kasusku, setelah pakai tiap hari, aku langsung loncat ke pakai seminggu sekali, abis itu copot total, gigiku tetap tidak goyah. total cuma pakai retainer selama 6 bulan dan sekarang sudah ga perlu pakai lagi, lepas total.
bagi kalian yang punya gigi gampang goyah, pakai retainer-nya memang lama, kudu sabar tiap malam musti pakai selagi tidur mungkin sampai berbulan-bulan, lalu pelan-pelan pakai seminggu sekali sampai berbulan-bulan lagi, lalu mulai pakai agak-agak jarang, baru akhirnya tidak pakai sama sekali kalau sudah yakin gigi yang sudah rapi ga bakal gerak lagi ke mana-mana.
masalah terbesar dengan pemakaian retainer adalah masalah disiplin terhadap diri sendiri. karena bisa dicopot dan dipasang sendiri, kadang bikin kita jadi kurang disiplin, lupa, malas, dan ogah-ogahan, karena memang di mulut rasanya kurang nyaman. ada yang ngeganjel gitu deh. karena kurang disiplin inilah, banyak yang giginya kembali lagi seperti semula karena malas pakai retainer setelah kawat dicopot.
sayang kan yah, padahal sudah melalui perjuangan panjang sejak gigi-gigi dicabut, lalu ditarik sana sini, ngilu berhari-hari, habis uang banyak sampai ga bisa lagi ntraktir temen #eh. lalu cuma gara-gara malas pakai retainer, gigi yang sudah rapi jadi ga rapi lagi deh. mau pasang kawat lagi buat ngerapiin lagi? ya kudu bayar lagi lah, 'mang enak! hahahaha....
o ya nambahin dikit, setelah kawat dilepas, jangan lupa juga buat ngebersihin gigi dari plak dan karang gigi yang susah dibersihkan hanya dengan sikat dan benang gigi selama bertahun-tahun karena terhalang oleh behel dan kawat. kalau setelah copot kawat gigi plak dan karang gigi yang menahun tidak segera dibersihkan ke dokter gigi, dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan gusi dan menyebabkan gigi gampang goyah. dan ini akan berpengaruh terhadap pemakaian retainer. kalau dokter dan ortho-nya rangkap profesi, pasti mereka akan menyarankan hal yang sama, atau bisa jadi setelah copot kawat, si dokter otomatis langsung ngebersihin plak kalau sudah termasuk harga paket :-)
5) FAQ (frequently asked questions)
Q: apakah pakai kawat gigi itu sakit?
A: sakit sih engga, kalau ngilu-ngilu iya (sama aja itu mah yah hihi). tapi no pain no gain, jadi maju terus pantang mundur yah...
Q: apakah dengan memilih jenis kawat gigi yang mahal sudah pasti dijamin hasilnya bagus?
A: ya belum tentu. tapi kemungkinan besar semakin mahal harganya semakin terjamin keberhasilannya, meski kudu hati-hati juga jangan milih yang mahal-mahal tapi ternyata kualitasnya tidak setara harganya, ketipu itu namanya hehehe
Q: apakah bisa ganti karet dan kawat sendiri di rumah?
A: bisa saja sih tapi lebih baik serahkan pada yang profesional yah, supaya hasilnya juga mantab. apalagi kalau cek-up nya sudah termasuk harga awal. kalau masih bayar lagi sih, ganti sendiri di rumah mungkin lebih irit, asal tau ilmunya saja ya, diameter kawat mana yang kudu dipakai, tingkat elastis karet mana yang kudu dipasang dll. jangan pakai jurus ngawur, ntar hasilnya juga ngawur ;-p
Q: apakah boleh tetap berolah raga ketika memakai kawat gigi?
A: tentu boleh, asal pakai alat pelindung gigi yang bisa dibeli terpisah
Q: apakah aman pakai kawat gigi selagi hamil? (mentang-mentang yang ngetik lagi hamil ;-p)
A: (katanya sih) aman-aman saja, asal tidak mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang bisa mempengaruhi pertumbuhan janin
*tamat setamat-tamatnya*
Langganan:
Postingan (Atom)